Sabtu, 25 Juli 2009

Kumpulan Novelku..


&c

Ox, Sebelum saya membeberkan cerita ini lebih rinci gak akan ada salahnya kalau kita mengenal tokoh sekaligus watak-wataknya, Yuk.......

Vanya ; gadis langsig asli keturunan Jember (Jerman-Belanda) ini emang indo banget tampangnya, Vanya sering disebut “dokter cinta” or DC di sekolahnya, karena solusi-solusinya yang super jitu . Banyak diantara teman-temannya yang konsultasi ke Vannya walaupun akhirnya kadang nggak terlalu mpuh !

Vannya memiliki seorang fanz namanya Dheo, Dheo ini adalah adik kelas moyang Vanya sejak SD. So bisa kebayangkan sampai SMA gini Dheo selalu ada di bvelakang Vanya ? Cowok bermata sipit berdarah keturunan Cina ini sangat lekat sekali bahasa jawanya, He.....he.....he,,,,, dari kecil Dheo memang udah tinggal ama Kakek-neneknya yang mayoritas orang jawa.

Nah... sampai disini dulu yach, untuk selanjutnya banyak kok tokoh baru yang akan keluar, Dach

Satu

Hiks.......

Nana, temen satu angkatan Vanya dikelas menangis sat ia baru tiba di kelas. Semua teman yang ada mengerumuninya dan menatap heran.

Hiks.......

“Elo kenapa Na...” tanya Dyas disampingnya , Nggak ada jawaban yang lain Cuma bilang, “ Cepat panggil DC, panggil DC” nggak lama kemudian yang dimaksud dipanggil. Dheo berlari mencarinya tapi Vannya sedang asyik berduaan di sekolah, FAKTA !

“Ayo cepat ikut akqu” kata Dheo sambil menarik lengan Vannya tanpa permisi. Recky tersenyum sambil melambaikan tangan.

“Ada apa seach ?”

“Tuch si Nana nagis !”

“ Apa? Nana nangis “ kata Vannya tersentak sambilmenuju kelas, “pasit gara-gara cowoknya yang angotan itu”

“Nya ! He.....” kata Nana merangkul Vannya, Vannya juga udah tau apa yang harus dilakukannya, membawa Nana keruang kerja (padahal ruang itu bekas ruang osis yang udah lama nggak dipakai lagi!) disana mereka bebas curhat-curhatan “Gue juga nggak tau kenapa Tody semalem mutusin Gue gitu aja, sikapnya juga aneh”

“Terus Loe mau diputusin gitu aja?”

Nana menggeleng

“ya udah, Loe jalanin aja hari-hari loe seperti loe belum mengenal Tody. Dan Loe Cuma perlu ngebuktiin kalo Loe bisa normal tanpa dia”

“Tapi Nya” kata Nana seolah berat buat ngejalanin, terlebih saat Vannya menyodorkan hand phonenya untuk menelpon Tody.

“Yakin kalo Tody diciptain buat Loe, pasti dia akan jadi milik loe” Nana mengerti, dia meraih handphone itu.....

**********

“ eh loe udah dengar belum Nya” kata Dyas disamping Vannya.

“Apaan ?”

“katanya di kelas sebelah ada murid baru lho!”

“yang bener Wa’ ?" kata Vanya refleks menengok ke arah Dhoe, yang berjalan dibelakangnya, Dheo mengengguk tapi katanya aneh.

“ Katanya murid baru itu permpuan tapi yang dateng kok cowok ?!”

“yang bener?” kata Dyas semangat sambil mengguncang-guncangkan badan Dheo yang super kurus” Ganteng nggak ? gantengan mana sama Rezha ?” (Rezha ; cowok pangeran sekolah ter-cool antar kelas)

Vannya menggeleng, karena sikap Dyas yang berlebihan. Katanya “Dyas fanz cinta matinya Rezha, tapi setelah mendengar ada murud baru itu dia malah jadi salah tingkah”

“sama saja cowok ganteng tapi otaknya nggak berisi apa yang bisa diandelin?”. Kayak Giza cap Play boy sarang burung walet, untungnya dia ganteng dan nggak malu-maluin karena bokapnya pengacara, tapi sayang hobinya suka ngupil depan umum !” Uups vannya, jangan sembarangan buka aibnya Giza, kan kasian ketauan semua pembaca !”

**********

“Mama ?” kata Vanya menyapanya saat terlihat menyembunyikan tangis. “Pasti gara-gara pria itu lagi, iya khan?”

“Vanya, tapi pria itu tetap papa kamu” kata mama menjelaskan tapi Vanya tetap nggak bisa terima kalau orang yang sangat disayanginya terus-terusan mendapat pemyiksaan. Vanya bahagia selalu bisa dekat mama, apalagi kalau mama terlihat bahagia, Tapi om Hery menghancurkan semua harapan-harapan itu sepeninggal almarhum papa.

“Nggak!” Papa Vanya Cuma satu, papa Abi. Dan Nggak akan pernah tergantikan karena kehadiran om Hery di sisi rumah ini!! Brak” kata Vanya kemudian membanting pintu, menutupnya raopat0rapat dan menangis saat melihat sebuah bingkai bersandar di atas meja belajarnya.

**********

“Ibra !” Seseorang telah memanggil namanya lalu iapun menengok” Udah ngerjain Fisika , liat yach?” lelaki imut itu hanya diam, kemudianm menyodorkan sebuah buku dari dalam tasnya . “Thank yach?” katanya , kemudian pergi, tapi Ibra masih ditempat yang sama, saat ia melihat seorang gadis berjalan didepannya.

“ Hai, kelas loe bukan disini, tapi diujung sana bersebelahan dengan kelas gue, yuk ach!” kata Recky menarik tas hitamnya.

“Ayo dong Zaz, cepetan jalannya gue piket nich...” kata Vanya nggak sabar. Abis vanya naympernya kepagian sich. Dari jam setengah 6 uadah berangkat cumabuat nyari tempat sarapan yang enak.

“iya Nya sabar geu juga ngantuk!” jawab Dyas kesal. Tapi Vanya malah menambahkan pertanyaanya yang nggak ada sangkut-paut sama sarapan tadi.

“Eh Zaz loe tau nggak siapa cowok yang lagi jalan disamping Recky?” Dyas yang ditanya, dia malah cuek sama pertanyaan yang nggak memiliki hubungan sama dirinya , tapi Dheo menjelaskannya tiba-tiba.

“Namanya Ibrohim, dia anak beru dikelas 3. yang elo tanyaiin Zaz sebagai saingannya Rezha. Ganteng Khan...”

**********

“Bu, katanya di kelas kita ada anak baru yach,kenalin dong...” kata Evan menggoda, soalnya dia udah tau kalo anak baru itu perempuan yang super cantiq banget.

“Iya Evan, sebentar lagi ibu akan mengenalkannya kepada kalian. Ayo Acha”, kata ibu guru kemudian memanggil namanya, dalam hitungan detik sesosok gadis cantik berikat rambut panjang datang dari arah balik pintu, semua teman memandang berdecak kagum kepadanya.

“baiklah anak-anak, kalian semua sudah mengetahui siapa anak berunya , kalau begitu Acha silakan kamu duduk disebelah Vanya yach”

“Baik, Bu”. Kata Acha kemudian bergegas tapi Dyas memintanya agar mau duduk bersebelahan dengannya.

“kamu pindahan dari mana Cha?” Tanya Vanya, tapi pertanyaanya tak terbalas ketika Evan melemparinya dengan kertas. Dyas merebutnya, dan membaca.

“Hai Cha, aku Evan. Istirahat nanti makan bareng ya!”

“Huuh dasar Evan, nggak bisa nglihat cewek cakep, gatel aja sich” Vanya meledek Evan hanya meninjunya dengan jarak jauh. “gatel? Garuk aja...! “ Ha... ha... ha semua murid tertawa.

**********

Pukul satu siang, bel tepat berbunyi mendadak waktu pulang telah tiba. Rocky dan Ibra ngetem dulu dikelas yang sudah kosong penghuninya, di luar pintu lagi-lagi Ibra melihat tadi pagi, sungguh cantik.

Kenapa Loe Bazs?” Ibra tetap diam, Recky ikut mengeluarkan badannya kedepan pintu. “Loe Nglihatin siapa?” cewek yang lagi makan loly, namanya Dyas dia ngefanz berat sama Rezha yang disebelahnya”. Ibra masih tetap memandang tapi Recky terlihat berbeda dari tatapanya.

“Eh, kak Acha, Mama... kak Acha udah pulang, kok cepet banget sich kak pulangnya, tapi kak acha sukakan sama sekolah barunya, Oh iya, tadi Baim dikasih mobil-mobilan baru lho, sama temannya mama. Bagua dech mau liat?”.

Acha menggelang, kemudian tersenyum meletakkan tasnya dengan rapi di kamar. Baim sangat mengerti sikap kakaknya yang satu ini, ‘kasihan kan Acha’.

“Lho Baim, katanya kak Acha sudah pulang, mana?” tanya mama sambil menyudahi masaknya di dapur.

“langsung ke kamar” jawab baim pelan, Mama terlhat sedih air matanya jatuh saat anak tersayangnya menghukumnya...

“Ma, Baim kangen Papa”

“iya sayang, kita semua juga. Papa pasti melihat kita dari atas langit atas sana...”

*******

Embun pagi yang indah , dan pagi yang bersahabat cepat-cepat Acha mengenakan seragam sekolah putih abu-abunya tak ingin tertinggal dijam pelajaran pertama. Tapi mama masih memandang Acha khawatir sejak ia keluar kamar mandi tadi, tangannya selalu memegangi pinggangnya sendiri.

“Kamu kenapa Cha?” Tanya Mama sambil mengolesi roti itu dengan selai. Dan Acha Cuma menjawanya singkat, paling Cuma sakit pingang biasa aja kok Ma”.

“Mama antar ke Doker Yach?”

“Nggak usah ntar juga ilang sendiri sakitnya”

“pasti kamu main basket lagi, iya kan ?” Mama kan udah oernah bilang hentikan epermainan kamu”

“Udahlah mah, Acha baik-baik aja kok, Acha berangkat dulu, dah Baim”.

Tok… tok … tok …

“permisi, disini siapa yang namanya Acha ?” Karena kedatangan Reza Dyas yang berada diantara Vanya dan Acha jadi salah tingkah . Siapa yang ditanya, siapa yang senyum-senyum.

“Saya”, jawab Acha lirih.

“Oh Kamu. Dipanggil pak Ody suruh menghadap sekarang, bisa?”

kata Rezha hanya menyampaikan pesan itu lalu pergi, sementara Dyas masih tersenyum-senyum sendiri membayangkan seandainya dirinya yang ditegur oleh Rezha, pastinya kini ia sudah melayang menmbus awan.

“Silakan duduk, Acha” kata Pak Ody mempersilakan , lalu menarik nafas dalam-dalam. ‘Ma’afkan saya, menganggu wktu istirahat kalian dengancara mengumpulkan kalian bedua disini. Acha. Acha, Ibra kalian sama-sama anak baru di sekolah ini , seharusnya Acha menempati ruang kelas yang kamu tempati, Ibra. Berhubung saat itu Acha berhalangan hadir bagaimana jika kelas kalian dikembalikan ke awal, Ibra keruang kelas Acha dan Acha keruang kelas Ibra, setuju?”

Keduanya terdiam, tapi perlahan keduanya mengangguk. Paling nggak ibra jadi tahu siapa nama perempuan yang sering dilihatnya dari pak Ody sendiri. Semenjak jam istirahat pertama berakhir, keduanyamulai merapikan buku masing-msing, tapi disetengah hari ini, Acha jatuh pingsan, saat akan mengumpulkan tugas di depan. Sebagian murid membawanya keruang UKS, Dyas dan Vanya segera menghampiri, setelah satu jam kemudian Acha baru menyadarkan diri, Dheo juga ikut menghibur dengan cerita-ceritanya.

Lho, Wa’, Loe disini?” Tanya Dyas

“Emangnya kenapa nggak boleh?” Balas Dheo, dengan khas logat bahasa jawanya.

“ya… nggak apa-apa sich, Cuma tadi gue nglihat pak Bob masuk kelas Loe”

“Ya … bodo Amat”

“Ye … dibilanginya awas loe ye, Gue pecat jadi adik kelas”

Udah-udah Wa’, Gue titip Acha ya, Zaz anterin Gue yuk”. Kata Vanya kemudian sambil menarik bagian bawah baju putihnya. Dheo meledek lagi.

“Udah terusin, terusin aja tuch kuras toilet sampae kering . Hua… ha… a.Eh, Udah Ach kelamaan, Cha kamu maukenal ‘gak, siapa adik akQu?”

“Boleh, pasti cantik”. Kata Acha sambil merubah posisi tidurnya.

“Ach, biasa aja kok. Namanya Amel!”

“Cakep”

“Cakep kayak kakaknya dong…”

“Siapa?”

“Ya, Dheo githu lho… he… he… he…”

“Heh?”

“Nggak, tuch kucing bawa buntut”.

*******

“Gimana Bazs, Loe suka sama kelas asli Loe itu ?!” Tanya Recky disaat keduanya berada di ruang parkir.

“Biasa aja, tapi siapa sich cewek itu kalo gue perhatiin dia sering banget dikeja-kejar sama anak-anak”

“Oh… iti DC” Recky menjelaskan tapi Ibra mengkerutkan kening.

“DC ? apa tuch, dukun cabul maksud Loe?”

“Bukan, Bukan DC itu Dokter Cinta di sekolah kita ini. Dimana-mana yang namanya dokter tetep aja ngibatin orang sakit, tapi Vanya beda. Makanya ia jadi orang pertama yang dicari anak-anak kalo menyangkut cinta”.

Vanya…

*******

Bayangmu selalu hadir dimimpiku

Hari dan waktu habis Cuma ‘tuk fikirin kamu…

Ibra menyendiri dibalik tirai jendela kamarnya, Seolah… “DORR”

“Bengong aja sich mikirin apa ?” tany Recky yang tiba-tiba sudah berada I dalam kamar.

“Heh, kapan dating loe ?”

“Barusan aja”.

“Oh iya, Loe tau alamat plus nomor telponenya DC?” Ibra serius, tapi pertanyaanya nggak langsung dijawab oleh Recky. “Tau nggak penting banget nich”.

“I, iya. Nanti gue catetin. Jadi, loe pindah kelas lagi? Sumpah nggak ada loe nggak rame”.

Gaya loe kayak suatu produk aja. Oya, gimana sama Acha, dia punya banyak temen kahan disana?”

“ya, gitu dech”. Gimana gue pindah kelas lagi, sementara disana udah ada loe dan Acha.

*******

“Plese, Nya loe mau-kan bantuin gue ?”

“Em…n gimana yach, biar gue coba dech. Tapi Loe ikut bantu ya… langkah pertama … SIKAP YANG RAMAH, tapi loe juga harus punya konsekuen apalagi loe nggak kalah tampang sama Rezha, bisa-bisa semua murid perempuan yang ada disekolah salah tanggap karena karena sikap loe”

“Okey, gue janji, tersenyum untuk semua orang, tapi hati untuk Acha seorang”.

Semenjak itu Ibra jadi punya misi untuk meraih hatinya Acha, solusinya deket-deketin aja Vanya sama Recky.

“Apalagi Nya?”

“MURAH SENYUM”

“PANDAI-PANDAI JAGA IMAGE”

“BERI PERHATIAN, IMBANGI OBROLANNYA, yang terpenting DEKATI TEMANNYA”.

“Ha.. ha… eh, bagus banget. Gue juga suka kok beli baju didepan toko sana. Dach… Cha, kamu pulangnya biar aku aja yang anter yach”.

“Jangan mau Cha, Pulang bareng Ibra ntar onkosnya nggak dibayarin”. Ledek dheo ikut-ikutan nimbrung.

Hu… u sorry yach, hari ini gue bawa motor, “balas Ibra sambil menunjukkan kuncinya.

“yach bawa motor banga, kayak gue dong mobil … mobil Bajaj”. Ha… ha… semua diam, boro-boro tertawa, senyum aja kagak. Dheo Nggak lucu.

Usai sekolah yang menyenangkan, Ibra sendiri di kamar menatap bulan dan bintang yang selalu menemani. Tapi tiba-tiba Recky datang habis-habisan mukilin Ibra gitu aja,” Ingat ya Bazs, Ingat Yach Bazs, Elo emang anak baru yang memiliki banyak kesempurnaan disbanding guee. Tpi loe nggak berhak buat ngedeket-deketin Vanya gitu aja, mulai malam ini loe saingan gue!”

Pagi harinya, Ibra tetep maksain diri buat masuk sekolah walau dengan wajah memarnya, Recky juga menjegatnya dngan tatapan sinis saat bertemu didepan pintu gerbang sekolah . Acha melihatnya keduanya, tapi ia langsung lari menuju kelas, ditengah lapangan olah raga, BRAK ! Acha jatuh pingsan. Semua anak yang lagi belajar tersentak mendengar suara itu, sebagian anak ada yang berlari teru sngebawa Acha keruang UKS tanpa terkecuali Nana. Vanya, Dheo dan lainnya termasukl Ibra. Tapi ada juga yang sekedar bertanya-tanya ‘anak kelas mana siapa?”

“makasih yah Nya, Loe emang sahabat gue”. Kata Acha setelah sadarkan diri .

“Looe juga sich Cha, hobi pingsan. Yang enakan dikit kenapa” kata Dheo sediit menghibur .

“Maksud Loe ?!” kata Vanyamengarahkan kepalan tangannya, Dheo jadi takut.

“Eh, heh. Iya-iya bercanda”.

------------------------------

“Nah ini rumah gue. Rada sedikit kecil moga menyenangkan buat kunjungan pertama loe” kata Acha memperkenalkan. Vanya langsung dibawa kekamar setelah bertemu Mama dan baim.

“Nyokap Loe cantik juga Cha, tadi gue ngedenger kayak ada suara lelaki dech. Itu bokap loe?’. Em… n gue jadi iri dech, andai aja gue bisa punya keluarga kayak loe”

“Loe salah Nya”. Kata Acha dengan ekspresi lain.

“Kenapa” Tanya Vanya mulai heran.

“Karna bokap gue udah nggak ada. Dia ninggalin gue buat selamanya”.

“sabar ya Cha. Rasanya emang berat ditinggal jauh ama orang yang kita sayangi. Bokap gue juga begitu, almarmuh ninggalin gue sama Mama gitu aja. Sampai ‘gak lama kemudian kehadiran orang lain menempati ruang sempit hati mama gue. Sayang gue sama Mama nggak bisa sebahagia saat papa Abi hidup”.

“Kenapa?”

“Nggak tau-lah, Papa Dimaz aneh, sifatnya nggak nentu kadang baik kadang juga bisa kasar, kalo lagi kumat mama bisa jadi korban pertamanya, gue pernah mecahin Vas bunga di kepala papa Dimaz saat mau mukl Mama”.

“Terus?”

“Gue mau ketoilet Nggak sabar Nich…” kata Vanya terus ngibrit keluar kamar. Sesaat setelah keluar dari kamar mandi Vanya sempat mendengar obrolan Mama Acha dengan seorang lelaki. Tiba-tiba Baim memanggilnya.

“Eh, kak Vanya. Udah dari kamar mandinya? Tadi baim baru mau panggil kan Acha ada temannya. Berhubung ada kak vanya, kak Vanya aja yach yang keluar, ayo”. Kata Baim menarik lengan Vanya. Ia sangat terkejutsaatmenemui Rezha ada disana terlebih seseorang yang sangat dibencinya ada disana sedang bersendu gurau dengan wanita lain, yitu Mama Acha dan papa Dimaz “papa” yang lain pun menatap heran Vanya langsung melarikan diri kekamar Acha. Rezha mengikuti dari belakang. Acha tersentak obat-obat yang akan diletakkan dalam laci tumpah berserakan. “Vanya”.

“Stop jangan pernah panggil nama gue lagi dari mulut loe. Karena gue, akan ngelupain masa-masa persahabatan kita. Dan loe Zha, kenapa loe ada disini!”,kata vanya sungguh membuat hati rezha tidak tau apa yang harus dijawabnya. “gu, gue…”

“Rezha boyfriend gue, jadi Rezha mau dateng kapanpun itu gak masalah”, kata Acha menjelaskan, vanya keluar kamar dan ia menangis sepanjang jalan menuju rumah, apalagi setelah tau mobil papa Dimaz sudaha ada mendahuluinya. Vanya takut papa dimaz akan kumat lagi malam ini.

“Mama !! Pah, please pa, jangan pukulin mama lagi, buka pintunya”, hiks.

“Kamu lihat, sengaja pintu itu saya kunci agar anak sok tau itu nggak akan masuk rumah ini. Biar dia merengek-rengek, mengemis-ngemis kepada saya dan dia berkata ‘papa jangan sakiti mama’, kamu tau, seharusnya kamu lebih bisa mengatur hidup anak kamu yang liar itu. Karena dia acara sore saya jadi berantakan, kehilangan wanita yang selama ini saya puja tentunya jauh lebih cantik dari kamu”.

“Kalau begitu, kenapa kamu menikahi saya kalau kamu tidak pernah mencintai saya !”.

“Salah kamu sendiri, Kenapa kamu mendekat-dekati saya sementara kamu tau perusahaan saya hancur karena bisnis dengan abi gagal total. Dan ini adalah sebagai ungkapan kekesalan saya untuk kamu seorang”. Dimaz marah, sesekali sabuknya mengenai punggung mama vanya. Sementara vanya masih nggak tau bagaimana caranya agar ia dapat memasuki rumah itu. Dan menolong mama,

*******

Semenjak peristiwa itu sudah dua hari vanya tidak masuk kelas, apalagi dia kecewa berat saat tau acha jadian sama Rezha. Lebih parahnya lagi teman-teman satu kelas ngejahuin Acha karena hal itu, apalagi Dyas beranggapan kalo acha udah ngerebut Rezha dari tangannya. Nggak ada seorangpun teman yang mau mendengarkan cerita Acha, karena vanya juga memegang peranan penting sebagai DC di sekolah.

“Heh, bunga?” Ucap vanya nggak biasa, seumur-umur vanya baru nemuin bunga nyasar di atas meja sekolahnya.” By pengagum cinta? Orang aneh”.

Vanya piker waktu itu Cuma ada orang iseng yang naroin bunga di atas meja belajarnya, tapi hari selanjutnya orang misterius itu lagi-lagi mengirimkan sesuatu benda yang mampu membuatnya cukup penasaran.

“Kak vanya yach?” kata dua orang gadis perempuan menghampiri.

“Iya.” Jawab vanya singkat.

“Ini, tadi dapet titipan katanya disuruh kasih kak vanya”.

“Dari siapa?”.

Keduanya tersenyum, dan menjawab bersamaan.” Pengagum cinta”,

“Hey, tunggu. Em..n salam balik buat pengangum cinta. Terima kasih”. Perlahan vanya membuka surat berlapis biru kertas merah muda, ia membaca puisi itu dengan penghayatan.

UNTUKMU

Semua orang tau cinta

Tapi tak semua memilikinya

Semua orang ingin cinta

Tapi tak semua orang membalasnya

Siang dan malam ingin memandang

Ingin ku tatap wajahmu

Ku ingin malamku cepat berlalu

Karena aku susah merindumu

Bunga akan bersemi

Bila disiram air

Cinta akan tumbuh

Bila saling mencintai

Pengagum Cinta ©[1]

Selesai membaca, vanya yakin kalo ini yang dinamakan cinta. Belum pernah vanya merasa sebahagia saat ini, pasti pengagum cinta itu benar-benar pengamat cinta sejati, buktinya kemarin sore vanya mendapat kiriman banyak coklat atas nama “Pengagum Cinta” malamnya vanya mendapat kiriman boneka dan buku 1001 cara menyelesaikan masalah ala DC. Uh…Senangnya.

“Reck, selama ini loe salah sangka”, kata ibra menyakinkan. Recky tetap cuek apalagi setelah melewati vanya sedang marah ke acha.

“Loe tau dimaz itu bokap tiri gue, tapi kenapa loe masih mau ngerebut”.

“Loe salahnya, seharusnya loe dengar penjelasan gue dulu jangan asal ketok palu”,

“Sama aja, loe tetap pengkhianat buat gue!” kata vanya masih marah.

******

“Tapi Pak Turnamen Vollynya aja nggak lama lagi, sementara susi dia masih dirawat di rumah sakit”. Vanya protes, tim Volly yang lain jga nggak tau harus mengambil langkah apa.”minta Bantuan Acha aja”. Usul Nana. Tapi Vanya Nggak terima dia menghentakkan kedua tanganhya di atas meja.

“Nggak, gue nggak mau Acha masuk tiem Volly kita!”.

“Kenapa, tapi kan Nya kita butuh orang buat nggantiin Susi, lagian kita semua kan juga udah tau kalo Acha jago banget main basketnya, siapa tau aja, Acha juga bisa main Volleynya”

“Nggak, sekali Nggak tetap nggak, lagian siapa sich ketuanya loe apa gue? Gue yakin beberapa hari lagi Susi juga bakal sembuh dari sakitnya “

******

Sudah tiga hari berlalu, tiem volley vanya semakin gencar semangatnya dalam latihan, walau tim kehilangan pemain. Siang semakin panas teriknya matahari membuat Vanya semakin membenci Acha saat ia sedang berdua ama Rezha.

“ih, jijay banget sich hari gini masih pelukan”.

“Kita udah nggak bisa tinggal diam gitu aja, sisa turnamen Cuma tinggal satu hari lagi. Setuju atau nggak kitaharus jalanin plan A” kata pak Bob menjelaskan.

“Siapa?” semua bertanya-tanya, tiba-tiba Acha masuk ke dalam ruangan itu, dan terjawablah siapa pengganti pemain itu.

Detik pertandinganpun tidak lama lagi dimulai. Acha bisa masuk walau tanpa persetujuan vanya . Score kini telah menunjukan nilai yang seimbang, paling tidak kelompok vanya kini dapat masuk ke babak selanjutnya. Saat bola mulai di smash, acha terjatuh lagi pingsan, badanya lemas, penglihatannya gelap setelah sadar.

“Loe di rumah sakit, cha”, kata ibra mendahului Rezha disampingnya.

“Dimana uangnya?” kata Acha suaranya masih pelan.

“Di luar”, Jawab ibra dan Rezha bersamaan.

******

Jadi, selama ini bucket bunga, surat, puisi dari loe yo, pengagum cinta, bukan Recky”, kata vanya tersendat, dia marah saat tau masalah yang seharusnya dia bisa tau.” Gue salah, seharusnya gue bisa tau kebaikan loe dari awal, Yo. Tapi seharusnya loe nyadar, karena bukan loe orang yang selama ini gue cari!!!”.

“Vanya !!” Recky berlari mengejar vanya, seharusnya dia tidak memakai jam tangan yang sama seperti vanya dari Dheo.

“Dok, anak saya sakit apa?” Tanya mama Acha saat berada di ruang dokter. Ia gelisah melihat dokter yang tertunduk.

“Apa keluhannya selama ini? Berbicara tentang sesuatu yang ia rasakan misalnya”.

“Tidak dok, selama ini anak saya tidak pernah mengeluhkan penyakitnya”.

“Berdasarkan dari hasil pemeriksaan, anak ibu menderita KANKER TULANG dan penjalarannya sudah mulai memasuki stadium 2 akhir.”

******

Embun dipagi buta, menebarkan bau basah

Detik demi detik kuhitung inikah saatku pergi

Oh tuhan ku cinta dia berikanlah aku hidup

Takkan kusakiti dia, hukum aku bila terjadi

Aku tak mudah mencintai, Aku tak mudah mengaku ku cinta

Aku tak mudah mengatakan aku jatuh cinta

Senandungku hanya untuk cinta, tirakatku hanya untuk engkau

Tiada dusta, sumpah ku cinta sampai ku menutup mata

Cintaku sampai ku menutup mata2

“Kenapa loe ada disini, dimana Rezha?!” Kata Acha baru tersadar dari tidur saat Ibra ada disampingnya, menjaganya.

“Rezha baru aja pulang, bokapnya nggak mau dia terlalu capek karena semaleman dia ada disini.”

“Bazs, bawa gue menemui matahari”. Ibra mengangguk, saat anda minta diantar ke lantai atas, disana Acha membuka semua kenangan yang telah lama terpendam, kenapa ia memilih Rezha dan kenapa ayahnya pergi meninggalkannya.” Gue udah tau sakit gue apa, dan loe nggak usah repot buat ngasih tau lagi ke gue. Erwin dan bokap gue adalah orang yang berarti dalam kehidupan gue. Erwin cowok gue, dia meninggal saat kecelakaan pulang dari puncak waktu itu malam gerimis semua jalan jadi nggak bercahaya karena mati lampu. Dia terpental jauh dari gue sampai nyawanya hilang ditempat. Nggak lama kemudian bokap gue juga ikut pergi, katanya mau jemput gue di sekolah, tapi di depan mata bokap gue jatuh ditabrak, pengemudinya lari. Semenjak itu gue jadi takut. Tapi didiri Rezha gue temuin sesosok Erwin yang hilang, wajahnya, cara bicaranya. Semua mirip dengan apa yang dimiliki Erwin, tapi baru gue sadar kalo gue salah jatuh cinta, ERWIN ITU UDAH NGGAK ADA!!”

*****

“Cinta jangan kau biarkan dia yang memilikimu, kuingi cinta itu datang padaku”. Kata Ibra dalam hati, ia masih memeluk Acha dalam-dalam.

Dua minggu sudah berlalu, Acha pun terlepas dari komanya setelah ia bermimpi bertemu ayah dan Erwin, melayang, melewati lorong kecil dan akhirnya melihat langit putih yang menyilaukan. Permasalahan itupun lepas semua satu demi satu, mulai dari Nana yang balikan sama Tody. Menemukan cintanya masing-masing, dan nggak seorangpun yang tau kepergian Dheo setelah di rumah sakit. Papa tiri vanya juga mendekap di penjara karena dua alas an. Penganiayaan dalam keluarga dan pembunuhan berencana, papa Acha.

Ending…..

Limo, 12 Nov 2006

By : v3 ?!



[1] By Puisi, Nak iA gie jatuh cinta

2 Lagu dibawakan oleh; Jelita S. sampai menutup mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar