Jumat, 31 Juli 2009

Malam Tarbiyah Dewan Guru dan Pimpinan AAIBS


Acara rutin itu yang biasa dikenal dengan Malam Tarbiyah Dewan Guru AAIBS diadakan secara rutin satu bulan sekali tepat pada minngu pertama.. malam ini tepatnya tanggal 1 Agustus 2009 adalah malam tarbiyah yang merupakan kali pertama di tahun pelajaran 2009/2010.

Acara yang diadakan di ebuah rumah makan di daerah sawangan yaitu di Rumah makan Tirta Rasa dihadiri oleh semua keluarga Besar Almanar Azhari Islamic Boarding School diantaranya oleh Direktur Sekolah AAIBS Dr. Hakim As-Sufyani, MA, Kepala Sekolah AAIBS H. Nur Cholis Suhaimi, MA, Koordinator Program H. Oman Somari, MPd, dan tentunya seluruh Dewan Guru AAIBS

Acara diawali dengan sambutan oleh kepala sekolah, dalam sambutannya bahwa "manusia adalah tampatnya salah dan dosa mari saatnya kita merefleksikan diri kita kita tanggalkan keduniaan kita tuk kembali mengingat akhirat...

Acara Tarbiyah Ini sekaligus tasyakuran hari Ulang Tahun Umi Dede yang ke-33 beliau merupakan Bendahara yayasan Alamanar Azhari dan merupakan istri dari kepala Sekolah AAIBS "Happy birth day Umi, semoga panjang umur dan sukses selalu.."

Acara ditutup dengan do'e Oleh Direktur Sekolah Dr. Hakim As-Sufyani, MA. dan dilanjutkan dengan makan bersama. Mmmmnyemnyemnyem..

Senin, 27 Juli 2009

Benarkah Indonesia di jajah selama 350 tahun?

Masyarakat awam selalu mengatakan bahwa kita dijajah Belanda selama 350 tahun. Benarkah demikian? Untuk ke sekian kalinya, harus ditegaskan bahwa "Tidak benar kita dijajah Belanda selama 350 tahun". Masyarakat memang tidak bisa disalahkan karena anggapan itu sudah tertulis dalam buku-buku pelajaran sejarah sejak Indonesia merdeka! Tidak bisa disalahkan juga ketika Bung Karno mengatakan, "Indonesia dijajah selama 350 tahun!" Sebab, ucapan ini hanya untuk membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme rakyat Indonesia saat perang kemerdekaan (1946-1949) menghadapi Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Tulisan ini akan menjelaskan bahwa anggapan yang sudah menjadi mitos itu, tidak benar. Mari kita lihat sejak kapan kita (Indonesia) dijajah dan kapan pula penjajahan itu berakhir.

Kedatangan penjajah

Pada 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka, sebuah emporium yang menghubungkan perdagangan dari India dan Cina. Dengan menguasai Malaka, Portugis berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah seperti lada, cengkeh, pala, dan fuli dari Sumatra dan Maluku. Pada 1512, D`Albuquerque mengirim sebuah armada ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Dalam perjalanan itu mereka singgah di Banten, Sundakalapa, dan Cirebon. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara, akhirnya tiba juga di Ternate.

Di Ternate, Portugis mendapat izin untuk membangun sebuah benteng. Portugis memantapkan kedudukannya di Maluku dan sempat meluaskan pendudukannya ke Timor. Dengan semboyan "gospel, glory, and gold" mereka juga sempat menyebarkan agama Katolik, terutama di Maluku. Waktu itu, Nusantara hanyalah merupakan salah satu mata rantai saja dalam dunia perdagangan milik Portugis yang menguasai separuh dunia ini (separuh lagi milik Spanyol) sejak dunia ini dibagi dua dalam Perjanjian Tordesillas tahun 1493. Portugis menguasai wilayah yang bukan Kristen dari 100 mil di sebelah barat Semenanjung Verde, terus ke timur melalui Goa di India, hingga kepulauan rempah-rempah Maluku. Sisanya (kecuali Eropa) dikuasai Spanyol.

Sejak dasawarsa terakhir abad ke-16, para pelaut Belanda berhasil menemukan jalan dagang ke Asia yang dirahasiakan Portugis sejak awal abad ke-16. Pada 1595, sebuah perusahaan dagang Belanda yang bernama Compagnie van Verre membiayai sebuah ekspedisi dagang ke Nusantara. Ekpedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman ini membawa empat buah kapal. Setelah menempuh perjalanan selama empat belas bulan, pada 22 Juni 1596, mereka berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Inilah titik awal kedatangan Belanda di Nusantara.

Kunjungan pertama tidak berhasil karena sikap arogan Cornelis de Houtman. Pada 1 Mei 1598, Perseroan Amsterdam mengirim kembali rombongan perdagangannya ke Nusantara di bawah pimpinan Jacob van Neck, van Heemskerck, dan van Waerwijck. Dengan belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman, mereka berhasil mengambil simpati penguasa Banten sehingga para pedagang Belanda ini diperbolehkan berdagang di Pelabuhan Banten. Ketiga kapal kembali ke negerinya dengan muatan penuh. Sementara itu, kapal lainnya meneruskan perjalanannya sampai ke Maluku untuk mencari cengkih dan pala.

Dengan semakin ramainya perdagangan di perairan Nusantara, persaingan dan konflik pun meningkat. Baik di antara sesama pedagang Belanda maupun dengan pedagang asing lainnya seperti Portugis dan Inggris. Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat ini, pada 1602 di Amsterdam dibentuklah suatu wadah yang merupakan perserikatan dari berbagai perusahaan dagang yang tersebar di enam kota di Belanda. Wadah itu diberi nama Verenigde Oost-Indische Compagnie (Serikat Perusahaan Hindia Timur) disingkat VOC.

Pemerintah Kerajaan Belanda (dalam hal ini Staaten General), memberi "izin dagang" (octrooi) pada VOC. VOC boleh menjalankan perang dan diplomasi di Asia, bahkan merebut wilayah-wilayah yang dianggap strategis bagi perdagangannya. VOC juga boleh memiliki angkatan perang sendiri dan mata uang sendiri. Dikatakan juga bahwa octrooi itu selalu bisa diperpanjang setiap 21 tahun. Sejak itu hanya armada-armada dagang VOC yang boleh berdagang di Asia (monopoli perdagangan).

Dengan kekuasaan yang besar ini, VOC akhirnya menjadi "negara dalam negara" dan dengan itu pula mulai dari masa Jan Pieterszoon Coen (1619-1623, 1627-1629) sampai masa Cornelis Speelman (1681-1684) menjadi Gubernur Jenderal VOC, kota-kota dagang di Nusantara yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah berhasil dikuasai VOC. Batavia (sekarang Jakarta) menjadi pusat kedudukan VOC sejak 1619, Ambon dikuasai tahun 1630. Beberapa kota pelabuhan di Pulau Jawa baru diserahkan Mataram kepada VOC antara tahun 1677-1705. Sementara di daerah pedalaman, raja-raja dan para bupati masih tetap berkuasa penuh. Peranan mereka hanya sebatas menjadi "tusschen personen" (perantara) penguasa VOC dan rakyat.

"Power tends to Corrupt." Demikian kata Lord Acton, sejarawan Inggris terkemuka. VOC memiliki kekuasaan yang besar dan lama, VOC pun mengalami apa yang dikatakan Lord Acton. Pada 1799, secara resmi VOC dibubarkan akibat korupsi yang parah mulai dari "cacing cau" hingga Gubernur Jenderalnya. Pemerintah Belanda lalu menyita semua aset VOC untuk membayar utang-utangnya, termasuk wilayah-wilayah yang dikuasainya di Indonesia, seperti kota-kota pelabuhan penting dan pantai utara Pulau Jawa.

Selama satu abad kemudian, Hindia Belanda berusaha melakukan konsolidasi kekuasaannya mulai dari Sabang-Merauke. Namun, tentu saja tidak mudah. Berbagai perang melawan kolonialisme muncul seperti Perang Padri (1821-1837), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh (1873-1907), Perang di Jambi (1833-1907), Perang di Lampung (1834-1856), Perang di Lombok (1843-1894), Perang Puputan di Bali (1846-1908), Perang di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (1852-1908), Perlawanan di Sumatra Utara (1872-1904), Perang di Tanah Batak (1878-1907), dan Perang Aceh (1873-1912).

Peperangan di seluruh Nusantara itu baru berakhir dengan berakhirnya Perang Aceh. Jadi baru setelah tahun 1912, Belanda benar-benar menjajah seluruh wilayah yang kemudian menjadi wilayah Republik Indonesia (kecuali Timor Timur). Jangan lupa pula bahwa antara 1811-1816, Pemerintah Hindia Belanda sempat diselingi oleh pemerintahan interregnum (pengantara) Inggris di bawah Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.

Saat-saat akhir

Pada 7 Desember 1941, Angkatan Udara Jepang di bawah pimpinan Laksamana Nagano melancarkan serangan mendadak ke pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour, Hawaii. Akibat serangan itu kekuatan angkatan laut AS di Timur Jauh lumpuh. AS pun menyatakan perang terhadap Jepang. Demikian pula Belanda sebagai salah satu sekutu AS menyatakan perang terhadap Jepang.

Pada 18 Desember 1941, pukul 06.30, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer melalui radio menyatakan perang terhadap Jepang. Pernyataan perang tersebut kemudian direspons oleh Jepang dengan menyatakan perang juga terhadap Pemerintah Hindia Belanda pada 1 Januari 1942. Setelah armada Sekutu dapat dihancurkan dalam pertempuran di Laut Jawa maka dengan mudah pasukan Jepang mendarat di beberapa tempat di pantai utara Pulau Jawa.

Pemerintah Kolonial Hindia Belanda memusatkan pertahanannya di sekitar pegunungan Bandung. Pada waktu itu kekuatan militer Hindia Belanda di Jawa berjumlah empat Divisi atau sekitar 40.000 prajurit termasuk pasukan Inggris, AS, dan Australia. Pasukan itu di bawah komando pasukan sekutu yang markas besarnya di Lembang dan Panglimanya ialah Letjen H. Ter Poorten dari Tentara Hindia Belanda (KNIL). Selanjutnya kedudukan Pemerintah Kolonial Belanda dipindahkan dari Batavia (Jakarta) ke Kota Bandung.

Pasukan Jepang yang mendarat di Eretan Wetan adalah Detasemen Syoji. Pada saat itu satu detasemen pimpinannya berkekuatan 5.000 prajurit yang khusus ditugasi untuk merebut Kota Bandung. Satu batalion bergerak ke arah selatan melalui Anjatan, satu batalion ke arah barat melalui Pamanukan, dan sebagian pasukan melalui Sungai Cipunagara. Batalion Wakamatsu dapat merebut lapangan terbang Kalijati tanpa perlawanan berarti dari Angkatan Udara Inggris yang menjaga lapangan terbang itu.

Pada 5 Maret 1942, seluruh detasemen tentara Jepang yang ada di Kalijati disiapkan untuk menggempur pertahanan Belanda di Ciater dan selanjutnya menyerbu Bandung. Akibat serbuan itu tentara Belanda dari Ciater mundur ke Lembang yang dijadikan benteng terakhir pertahanan Belanda.

Pada 6 Maret 1942, Panglima Angkatan Darat Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten memerintahkan Komandan Pertahanan Bandung Mayor Jenderal J. J. Pesman agar tidak mengadakan pertempuran di Bandung dan menyarankan mengadakan perundingan mengenai penyerahan pasukan yang berada di garis Utara-Selatan yang melalui Purwakarta dan Sumedang. Menurut Jenderal Ter Poorten, Bandung pada saat itu padat oleh penduduk sipil, wanita, dan anak-anak, dan apabila terjadi pertempuran maka banyak dari mereka yang akan jadi korban.

Pada 7 Maret 1942 sore hari, Lembang jatuh ke tangan tentara Jepang. Mayjen J. J. Pesman mengirim utusan ke Lembang untuk merundingkan masalah itu. Kolonel Syoji menjawab bahwa untuk perundingan itu harus dilakukan di Gedung Isola (sekarang gedung Rektorat UPI Bandung). Sementara itu, Jenderal Imamura yang telah dihubungi Kolonel Syoji segera memerintahkan kepada bawahannya agar mengadakan kontak dengan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer untuk mengadakan perundingan di Subang pada 8 Maret 1942 pagi. Akan tetapi, Letnan Jenderal Ter Poorten meminta Gubernur Jenderal agar usul itu ditolak.

Jenderal Imamura mengeluarkan peringatan bahwa "Bila pada 8 Maret 1942 pukul 10.00 pagi para pembesar Belanda belum juga berangkat ke Kalijati maka Bandung akan dibom sampai hancur." Sebagai bukti bahwa ancaman itu bukan sekadar gertakan, di atas Kota Bandung tampak pesawat-pesawat pembom Jepang dalam jumlah besar siap untuk melaksanakan tugasnya.

Melihat kenyataan itu, Letnan Jenderal Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Tjarda beserta para pembesar tentara Belanda lainnya berangkat ke Kalijati sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah ditentukan. Pada mulanya Jenderal Ter Poorten hanya bersedia menyampaikan kapitulasi Bandung. Namun, karena Jenderal Imamura menolak usulan itu dan akan melaksanakan ultimatumnya. Akhirnya, Letnan Jenderal Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Tjarda menyerahkan seluruh wilayah Hindia Belanda kepada Jepang tanpa syarat. Keesokan harinya, 9 Maret 1942 pukul 08.00 dalam siaran radio Bandung, terdengar perintah Jenderal Ter Poorten kepada seluruh pasukannya untuk menghentikan segala peperangan dan melakukan kapitulasi tanpa syarat.

Itulah akhir kisah penjajahan Belanda. Setelah itu Jepang pun menduduki Indonesia hingga akhirnya merdeka 17 Agustus 1945. Jepang hanya berkuasa tiga tahun lima bulan delapan hari.

Analisis

Berdasarkan uraian di atas, kita bisa menghitung berapa lama sesungguhnya Indonesia dijajah Belanda. Kalau dihitung dari 1596 sampai 1942, jumlahnya 346 tahun. Namun, tahun 1596 itu Belanda baru datang sebagai pedagang. Itu pun gagal mendapat izin dagang. Tahun 1613-1645, Sultan Agung dari Mataram, adalah raja besar yang menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, dan Blambangan. Jadi, tidak bisa dikatakan Belanda sudah menjajah Pulau Jawa (yang menjadi bagian Indonesia kemudian).

Selama seratus tahun dari mulai terbentuknya Hindia Belanda pascakeruntuhan VOC (dengan dipotong masa penjajahan Inggris selama 5 tahun), Belanda harus berusaha keras menaklukkan berbagai wilayah di Nusantara hingga terciptanya Pax Neerlandica. Namun, demikian hingga akhir abad ke-19, beberapa kerajaan di Bali, dan awal abad ke-20, beberapa kerajaan di Nusa Tenggara Timur, masih mengadakan perjanjian sebagai negara bebas (secara hukum internasional) dengan Belanda. Jangan pula dilupakan hingga sekarang Aceh menolak disamakan dengan Jawa karena hingga 1912 Aceh adalah kerajaan yang masih berdaulat. Orang Aceh hanya mau mengakui mereka dijajah 33 tahun saja.

Kesimpulannya, tidak benar kita dijajah Belanda selama 350 tahun. Yang benar adalah, Belanda memerlukan waktu 300 tahun untuk menguasai seluruh Nusantara. ***

Penulis, Guru Besar Ilmu Sejarah Unpad/Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat/Ketua Pusat Kebudayaan Sunda Fakultas Sastra Unpad.

dikutip dari : http://www.bukukita.com/blog/users/ermawati/?postId=6269

Sabtu, 25 Juli 2009

Novel 2

Lum ada judul..

Siang itu, panas matahari sangat menyengat. Bau debu- pun bisa sampai tercium karena terbawa para pengendara yang ribut lalu lalang. Padahal waktu belum menunjukan pukul 12 siang, tetapi berbagai aktifitas tetap saja berjalan. Walau tak ada ac dengan kipas anginpun jadi. Jam istirahat telah tiba, profesiku mengajar disekolah ini. Aku dan rekan-rekan sesama guru biasa menghabiskan waktu disini. O’ya, aku lupa menyebutkan siapa namaku.., namaku Hilman.

Perbincangan hangat mengisi tema siang itu, Hilman satu-satunya guru muda yang mengajar di SMA Al-fattah. Masalah kelajangannya sampai saat ini masih saja menjadi obrolan yang tak’an pernah terlupakan.

“Ha..ha..ha.., kalau sudah mau sama anak saya saja pak, masih ada satu kok. Yang terakhir itu belum menikah, masih kuliah. Sedikit lagi selesai”. Ucap pak Nabawi sambil bercanda, guru yang lain merujuk agar Hilman menerima. Tapi nampaknya ia masih belum siap balasannya hanya seulai senyum..

v

Malam ini malam kamis, tidak seperti malam-malam biasanya yang ramai karena perkumpulan anak muda. Hilman sendiri sebenarnya tidak bisa memainkan gitar, tapi jari tangannya nampak lihai memainkan senar gitar walau tanpa nada. Lagian siapa juga yang mau mendengar?

Pluk, ada lemparan batu kecil mengenai Hilman. Agh,rupanya dia itu Dani, teman Hilman waktu kecil dulu.

“Hayo.., ngelamun lagi ya..? kalo ngelamun jangan kelamaan, nanti lupa lagi kalo belum makan. He..he..he..”

“Ye.., mangnya kamu kalo ngelamun, jorok”.

“Ya, gimana mau ngelamun jorok? Orang rumah aja belum disapu,tuh liat aja banyak semut-semut”. Balas Dani seakan tak mau kalah, “Biasanya anak-anak pada nongkrong, ini pada kemana?” Tanya Dani, namun Hilman diam tak menanggapi hanya mengangkat bahu.

“Gak tau”,

“Coba pilih, kalau kamu sudah berjodoh mau perempuan cantik.. atau pintar..? kalau saya pasti akan memilih perempuan yang cantik. Kalau perempuan cantik mau diapakan juga memang sudah cantik, gak usah pintar. Kalau dia mau dia bisa belajar”,

Menurutku, apa yang disampaikan Dani barusan hanya pemikiran sederhana. Cantik yang haqiqi hanya ada didalam hati. Sebab pemikiran yang baik tidak akan pernah hilang walau wajah memucat atau pudar karena kecantikan luar. Tiba-tiba Alya datang. Ia adik perempuanku satu-satunya. Sejak ibu dan Alya tinggal bersamaku sengaja aku meminta Dani untuk menyewa tempat tinggal satu lagi.

“Assalamualaikum..”, Ucap Alia mengucapkan salam, Hilman dan Dani menjawabnya bersamaan.

“Wa’alaikum salam..”

“Bang Hilman sudah makan?”

“Sudah”,

“Kalo gitu Alya masuk dulu”,

“Iya”, jawab Hilman singkat. Sementara Dani tak henti- hentinya ia terus memuji Alya yang masih mengenakan mukena.

Saat pagi menjelang..,

Kuangkat kedua tanganku dihadapan-Mu ya Allah. Kuserahkan segala urusan dunia- akhirat ku hanya kepada-Mu. Manusia hanya bisa berusaha, siapa yang tau dengan jodoh, kematian dan rizki..??

Pukul enem tepat, kunyalakan vespaku. Kubonceng Alya dibelakang motorku, pagi ini ia ada kursus menjahit. Sepanjang perjalanan Alya hanya diam dan mendengarkan perkataanku. “Abang gak maksa kamu buat mau pake jilbab apa nggak, yang penting abang mau kamu tetap jadi ade abang yang baik. Jangan suka mengikut- ngikuti model yang kadang suka berubah- ubah. Kamu harus punya pendirian. Jangan kamu menilai seseorang melalui fisik, Alya. Semua itu tidak menjamin..” Ucap Hilman kepada Alya, walau dengan suara kecil dan bersaing dengan suara-suara kendaraan lainnya. Pukul tujuh Hilman sudah sampai lagi ditempat kerjanya SMA Al-fattah. Ditaman baca yang hanya dibatasi jarak beberapa meter ia menemukan gadis itu lagi, cantik. Tapi bukan rekan sesama guru, tapi seorang murid. Murid perempuan itu memakai jilbab yang panjang, ia suka sekali duduk dikursi panjang yang ada dibawah pohon jambu. Yang sangat disayangkan Hilman belum tau siapa dia..

Tok..tok..tok..

“Pak Hilman, ma’af mengganggu. Pak Rabib ingin bicara, beliau menunggu diruang yayasan”, kata pak Shaleh kepadaku. Aku mengiyakan dan mengucapkan terima kasih. Kutemui pak Rabib. Tapi terkadang aku suka merasa sungkan dengan bapak senior satu ini sebab aku tak ingin meninggalkan kelas terlalu lama. Kegugupanku terlihat saat pak Rabib tersenyum dan memintaku untuk duduk berdampingan dengannya.

“Tenanglah sebentar”, tambah pak Rabib lagi menenangkan. Lalu kami memulai cerita dengan ini dan itu, tapi sungguh tak dapat kusembunyikan wajah penuh was-was ini, sebab udara didalam ruangan sangatlah panas, bajuku basah layaknya orang yang habis mandi. Kemudian pak Rabib beranjak yang mengagetkan ternyata beliau mengambilkan dua buah minuman untuk kami.

“Bagaimana keadaan orang tuamu, Hilman?” Tanya pak Rabib lagi, aku menjawabnya baik. Tapi saat beliau menanyakan keadaan bapakku sejenak aku hanya terdiam. Bukan kenapa, tapi belum lama ini aku baru saja kehilangan sosok seorang ayah yang sangat kubanggakan.

“Ma’afkan saya, tidak ada maksud untuk.., bagaimana kalau nanti malam kamu datang kerumah. Akan kutunjukan sesuatu, datanglah nanti malam jam tujuh”, Ucap pak Rabib sekali lagi. Aku mengiyakan sampai tiba waktu yang diminta aku datang berkunjung kerumah pak Rabib, disini sangat sepi. Segera kuparkir vespaku setelah benar ku ucap salam, tetap tak ada jawaban. Kucoba salam sekali lagi, baru terdengar suara orang berjalan membukakan pintu. Ternyata yang membukakan pintu itu istri pak Rabib yaitu ‘bu Rabib. Beliau mempersilahkanku untuk duduk menunggu pak Rabib yang sedang shlat jama’ah di luar.

“Ya begini keadaan rumahnya, tadi sebelum berangkat bapak bilang ada yang mau datang. Itu dia yang ditunggu sudah sampai”.

“Assalamualaikum..”

“Wa’alaikum salam..”

“Bu, tolong buatin minuman buat Hilman sama bapak”, pintanya. Setelah itu kami memulai pembicaraan.

“Bapak lihat nak Hilman pemuda yang baik, maka dari itu pilih salah satu putri bapak jika tidak berkeberatan”,

Aku diam. Ucapan pak Rabib merupakan amanat yang terlalu besar untukku. Tanpa harus melihat dan berkenalan aku dimintanya untuk memilih..maka,kupilih..

Sibungsu..

v

Keesokan harinya,

Sudah kumantapkan hatiku untuk anak dari pak Rabib sibungsu yang kupilih semalam. Tapi lagi- lagi dikursi panjang itu, gadis itu memperlihatkan dirinya lagi. Seorang temannya datang lagi memberikan selembar kertas. Mereka tertawa lagi, dan seorang guru perempuan memanggilnya..”Dini”,

Dini, berapa lama waktu yang kamu butuh untuk terus ada di Taman baca itu, sedang namamu baru kutau sekarang. Hilman pergi, dan saat ia pergi itu selembar daun jambu kering jatuh mengenai jilbab gadis yang dikaguminya.

Tak terasa, siang berlalu dengan cepat. Hari ini hari yang melelahkan buat Hilman. Tapi ibu cepat datang sambil membawakanku segelas teh hangat. Didalam minuman itu ibu menambahan sedikit campuran jahe dan batang serai. Hem.., baunya menyegarkan pikiranku. Tepat pukul 20;00, Dani datang menghampiriku. Ia menyampaikan sebuah pesan yang tertulis di handphone nya. Dari pak Rabib. Cepat atau lambat aku pasti akan mengetahui pasanganku kelak. Dan sekarang ia sedang sakit parah di Rumah sakit. Sebelum melangkah lebih jauh, pak Rabib memintaku untuk memikirkan kembali perihal kemarin. Aku bisa saja merubahnya sekarang jika aku mau. Tapi tidak semudah itu, aku harus menemui pak Rabib sekarang juga.

Waktu telah menunjukan pukul 23;15 menit. Hujan turun dari sela-sela langit yang gelap. Badanku rasanya sudah sangat lemah. Ingin rasanya cepat sampai dirumah dan merebahkan badan didalam kamar. Setibanya dirumah, apa yang sedang aku saksikan? Apa yang Alya lakukan berdua bersama Dani, mereka sangat dekat. Yang lebih membuatku kecewa, posisi bibir mereka yang saling berdekatan.

“Akhwat apa kamu ini?! Malam- malam masih berduaan. Pergi, PERGI KALIAN”. Hilman marah, hujan diluar yang membuatnya kebasahan hingga lelah, terlebih ia harus mendorong vespanya yang mogok. Juga hubungannya dengan pak Rabib, Hilman sudah tidak tau apa yang harus diperbuatnya. Kini, Alya adik perempuan satu-satunya yang diberi kepercayaan, tega berkhianat bersama Dani.

v

Tujuh tahun kemudian..,

Semenjak peristiwa malam itu, Hilman pergi meninggalkan rumah. Begitu juga dengan Ibu da Alya mereka telah memutuskan untuk kembali kekampung halaman.

“Tadi ada surat buat Abang, dari ibu”. Kata Radita memberikan surat itu, perlahan surat beramplop putih itu dibuka. Ternyata Alya.

Bang Hilman, Lya dan ibu mau ke Jakarta. Tapi sebelumnya kami akan datang kemakam bapak. Dari sana kami baru akan datang. Mohon jemput.

Alya

Setelah selesai membaca surat, Hilman membalikkan badan. Diminumnya secangkir kopi hangat lalu seorang anak kecil lelaki memanggilnya manja, tangannya mengangkat minta digendong. Katanya,

“Pa..pa..”,

“Rizkar..”, Hilman sedang mengajaknya bercanda, begitu ibunya datang Rizkar tak mau melepas pelukannya.

Pukul 15 lewat 3 menit. Aku sudah sampai diterminal lebak bulus. Perhitunganku juga bisa kurang menguntungkan, sebab akhir- akhir ini sudah masuk musim penghujan. Dari terminal kebun kelapa, Ibu dan Alya akan naik bus jurusan Jakarta dan akan turun ditempatku berada sekarang. Tapi tiba- tiba Rizkar menarik tanganku, ia minta minum. Dan ibunya entah kemana ia sekarang.

“Ma’af” kata istriku. Segera kuhampiri ia, tanpa sengaja ia telah menabrak seorang perempuan yang kebetulan juga membawa sekeranjang kue.

“Dini??” Ucap Hilman setengah kaget setelah melihat perempuan itu adalah DINI. Perempuan yang dulu pernah dikaguminya dan terenyak saat ia memilih si bungsu, anak dari guru seniornya saat ia masih mengajar dulu. Dan saat Hilman memutuskan untuk hijrah, disanalah ia menemui Radita. Perempuan yang akan selalu menemani dalam keadaan apapun.

“Saya yang minta ma’af. Abi”, ucap Dini sedikit sungkan, mungkin ia memang tidak mengenalku. Tapi setelah Dini bilang ‘Abi’, aku terperanjat bukan main kagetku. Orang itu adalah pak Rabib. Segera kuraih punggung tangan beliau. Kucium penuh ta’jim atas permohonan ma’afku dulu. Namun kesederhanaan beliau tetap membara dihatiku. Kami duduk bersama dan berceritalah beliau, kalau Dini itu adalah putrinya, sibungsu yang pernah kutinggalkan dulu karena sakit. Ia Nampak begitu sehat sekarang. Bersama suaminya ia membuka toko kue disekitar sini, dan suaminya adalah…

Dani.

Ending…..

Limo, 21 Mei 2009

By : SAM ?!

Novel

Traktiran Cinta

By; SAM

Nothink surprice, nothink kado

Pagi itu…

Udara sangat cerah,panasnya sinar matahari telah memberikan kehangatan bagi burung-burung kecil yang berlarian dari dahan yang satu kedahan yang lain.Seperti Chita cs orangnya tomboy tapi juga asyik dalam bergaul.Usia baru mencapai 14 tahun disalah satu sekolah ternama di Jakarta.Trade mark Chita;suka banget sama yang namanya traktiran,katanya hitung-hitung membantu teman dalam berbuat kebaikan.Nah lho,tapi kalau awalnya sudah pemaksaan,apa bukan penodongan namanya?

“Dari mana aja siy loe,jam segini baru muncul.Kelas sebelah tadi ada yang ngerayain ulang-tahun tuch!”kata Mifta saat Chita baru datang masuk kelas.

“Hiiih…”Chita gemas,badannya remuk saat tau dia gagal mendapat traktiran,”hilang dech,stok makanan gratis gue”.

“Udah,having fun aja lagi Chit.Atau kalau nggak gue sama Lezia juga siap kok buat bantuin loe cari teman cowok!”kata Mifta lagi menghibur.Tapi Chita dia Cuma shock berat saat mendengar kata terakhir.

“Hah?!”

Ketahuan dech,diantara Chita and csnya,memang dia doang yang masih jadul poenya.Boro-boro buat mikirin yang namanya cowok,ketinggalan bus sekolah aja dia masih cuek aja tuch.

“Ya udah,Zhia loe kapan ulang-tahunnya,Mif.Loe?”

“Udah lewat kali!”jawab Mifta dan Lezia kompak.

???

“Pokoknya,mulai besok gue harus udah bisa ngedapetin identitas anak-anak satu sekolah”.Cuap Chita semangat.

“Serius loe Chit,murid satu sekolah kan banyaknya minta ampun.Satu kelas aja …ada 40 orang,kalau 8 kelas…belum lagi ditambah keseluruhan anak kelas satu sama anak kelas tiga.Tuh-kan banyak banget”.Protes Lezia menghamburkan lamunan,Chita dan Mifta yang lagi terbengong-bengong jadi ikut tersentak sambil melempar pulpen mereka.

“Tenng dulu Zhi,sabar.Gue Cuma minta keikhlasan loe b’dua kok,buat ngejalanin misi gue kalau kalian nggak mau,gue juga bisa kok sendirian”.Huh…begini dech susahnya punya teman seperti Chita.Kalau ada apa-apa pasti Mifta dan Lezia jadi sasaran.Gondok.!

???

By the way bus way,udah tiga hari ini Chita and cs nya bekerja keras.Mulai dari bertanya ini-itu sampai berapa rupiah uang jajan yang mereka terima setiap hari dari orang tua.

“Gimana?!”Tanya Chita kepada anak buah saat rapat perhitungan hasil.

“Payah Chit,masih tetap aja sama.Dari sekian anak yang ada nggak seorangpun yang ulang tahun ini hari.Sekalinya ada di akhir bulan”.Keluh Mifta sambil menyodorkan sebuah kertas hasil laporan.

“Letto gimana ?!”kata Chita cepat saat menyebut sosok botak tinggi kurus yang selalu menggandrunginya’si nini O-D’

“Oya,si botak kan ulang-tahun!”kata Lezia menambahkan.Mifta sinis.

“Percuma,tadi waktu gue introgasi teman-teman gue ketemu dia.Ditanya malah senyum-senyum”.

“Teruz-teruz”,teriak Chita semangat saat mendengar kata terakhir Mifta.

“Pasti kalau sudah senyum-senyum penyakit keturunannya kumat!”Lezia menegaskan.

“Apa?”keduanya menorah.

“Kantong kering!”

“Yeach…itu sich D-D,maksudnya sich derita dia.Teruz dia bilang apa?!”

“Sorry?”,

“Kok?”

“Sibotak jin botol pindah sekolah.Katanya sich bokapnya pindah tugas”.

“Kemana?”Lezia ingin tau.

Surabaya!”

???

kalau githu bukan Chita namanya.

“Pokoknya 1000 cara gue masih punya!”kata Chita O-D memberi pengarahan kepada anak buah.

“Tapi Chit,kalo caranya masih sama kayak kemaren.Ih!gue sich ogah banget,capek.Ricky juga kasihan kan udah beberapa hari ini nggak dapet perhatian gue.Untung dia perhatian”.Mifta kesal memalingkan wajah dari Chita layaknya seorang dosen.

“Iya Chit,gue rasa Zilwana juga marah sama gue. Tuh,liat aja kalo ketemu gue mukanya jadi berubah,keriput!”

Heh,Chita hanya tersenyum ketika mendengar kecemburuan Zilwana kepada Lezia yang ternyata lebih memilih kepentingan sahabatnya.

Dua hari kemudian…

“Sorry,makasih yach…”,

“Jangan lupa ditulis,seminggu lagi balikin ke gue lagi. Oh ya,semua teman loe juga boleh nulis kok.Isi sebanyak-banyaknya yach…”

“Gimana,10 buku foldernya udah kekirim?!

“Siip”ucap Mifta dan Lezia berbarengan sambil mengancungkan jempol.Disaat sedang rapat,tiba-tiba saja Ricky dan Zilwana datang menghampiri ke-3nya.

“Gimana,misinya sukses?”kata Ricky mulai menyapa dengan senyum lesung pipinya.

“Ya…lumayanlah dari misi pertama yang Cuma bikin pegel”,kata Mifta manis sambil menyandarkan tangannya pada bahu Ricky.

“Cukup sukses buat makan bareng dikantin?”

“Emm…”,semua diam.

“Boleh”,kata Chita meng-iyakan.Dia tidak mau dianggap sebagai tembok penghalang bagi teman-temannya yang lagi kasmaran.

Satu minggu kemudian…

“Payah!!semuanya payah,nggak ada yang becus”.Kata Chita marah saat mengetahui semua buku folder yang pernah dibelinya dulu,tidak satupun yang kembali ketangannya.

“Sorry Chit,gue juga ikut nyesel.Sekarang kitanya nggak tau buku folder-nya dipegang sama siapa”,

Chita merah,nafasnya pun seolah sedang diadu, menderu.

Ugh!

???

“Sumpeh lho,gue B-T banget sama system imut kayak gini”,kata Chita sehari kemudian saat mengerjakan tugas sekolah bersama.

“Udah pernah gue bilang Chit,seharusnya loe itu punya teman cowok.Jadi kalo mau apa-apakan bisa jauh lebih hemat.Kayak gue sama Zilwana”.Lezia membanggakan diri.

“Eh, ngomong-ngomong setelah kejadian kemarin loe udah nggak ada niatan buat cari traktiran lagikan,Chit?”cetus Mifta kebablasan,dia malah mengingatkan misi Chita yang dibangun sejak awal liburan sekolah.Karena jauh dari teman so pasti solidaritas teman-teman jadi kurang,Chita itu anak tunggal,orang tuanya pengusaha sukses di Jakarta.Jadi itu,setiap ada teman yang berulang-tahun atau sedang berbaik hati selalu didekat-dekat.”Oops!sorry,gue keceplosan yach?”

“No mind,kayaknya seru dech.Ada yang mau nyumbang ide?”Chita mulai membolak-balikan pulpen hitamnya,Mifta dan Lezia ikut berpikir.

“Gimana kalo loe langsung keruang tata usaha,pinjam buku besar identitas murid satu sekolah githu!”usul Lezia ikut membei saran.

“Caranya?”Tanya Mifta nggak tau.

“Gampang,bilang aja mo cari alamat si Letto,diakan udan pindah sekolah tuch!”Lezia menjelaskan, yang lain manggut-manggut.

Atas saran Lezia,akhirnya malam ini Chita lembur dikamar,tugasnya ya…masih sama yang kayak dulu.Nyatetin seluruh nama anak-anak disekolah full dari kelas 1sampai kelas 3.

“Heh, kenapa kamu Chit.Pucat banget masih pagi”. Tanya Zilwana saat Chita baru gabung dikelas.

“Nich,atas saran cewek loe semaleman gue gak tidur.Malahan tangan gue sampe pegel-pegel.Ayo dong,please my friend help me”.

“Kenapa nggak diphoto-copy aja,Chit?kan jadi jauh lebih hemat”.Kata Ricky memberi saran,Chita cuma manyun-manyun sendirian,dodol Chita.

“Ya udah,buat temanku tersayang gimana kalo sekarang loe,gue traktir sarapan bubur dikantinnya bang Bejo,gimana?”kata Mifta menawarkan,Chita jadi senyum lagi walau mukanya terlihat sangat pucat sekaleee page ini.

“Oke,next loe ya Lezia.Jam istirahat nanti traktir gue makan bakso!”

“Ya,iya”.He…he…he Chita aneh malah ketawa sendirian.

“Duh…panasnya nech hari,enaknya ngapain yach?percuma dong kalo gitu 6 tahun gue di Arab!”ucap Chita mulai cas- cis- cus.

“Ngapain?”Lezia yang lagi mengantuk malah jadi nggak nyambung.

“Mandiin unta!!!”he…he…he…”Bi,tolong buatin air yach buat teman-teman saya sekalian oleh-oleh dari padang pasirnya”.Teriak Chita minta dibuatkan lagi-lagi penyakit O-D nya kumat.

“Sekalian kurma dari dalam kuping unta.Gigi unta (kacang Arab)nya juga.!”

???

Kali ini,Chita boleh menarik napas lega.Usahanya yang terakhir ternyata membuahkan hasil dengan sangat mujur.Mulai hari ini,Chita jadi mulai sibuk mencari kartu ucapan selamat,nggak tanggung-tanggung Chita memborong semua kartu yang ada.Biz buanyaak banget sech yang ulang-tahun hari ini.

“Gimana,banyak traktirannya?”Tanya Mifta saat Chita datang dengan perut kekenyangan.

“Kenyang banget,malah tabungnya udah nggak muat lagi.Gimana dong?”belum sempat menjawab yang ditanya balik malah kabur gitu aja saat Ricky datang memberi kode lewat jendela.

Malam yang larut,rumah Chita masih nampak sepi yang ada Cuma terdengar suara orang melangkah terseret-seret membuka pintu bagasi.”Lho,neng Chita kemana aja malam-malam begini baru pulang?tadi bapak telephone nanyai non Chita udah tidur apa belum,Bibi jawab aja sudah”.

“Ya udah dech, bagus.Tolong sekalian bawain barang-barang saya yach,Bi!”.Kata Chita terlihat lemas,matanya merah,muka nya juga pucat.Seharian ini Chita nggak minta ditraktir makan,ia lebih memilih agar semua teman-temannya yang berulang-tahun mentraktirnya dengan barang-barang Imut,kayak bingkai fhoto,vas bunga,komik,boneka gitu…

“Hai!selamat ulang-tahun yach!”kata Chita dengan P-Dnya sambil menepuk bahu seorang cowok yang sedang berjalan didepannya.Tapi cowok itu malah keheran-heranan melihat Chita.

“Hah?dari mana loe tau?”

“Alah…soal begituan sich nggak penting lagi.Y ang penting, traktir gue yach.Jam istirahat gue tunggu!dach…”Kata Chita pergi seraya melambaikan jari-jari tangannya.

“Hai,tunggu.Nama loe siapa?”

Chita segera membalikan badan,dan menyebutkan namanya dengan meletakan tangan didepan bibir,”Chita”.

Seminggu kemudian…

Agung,anak baru pindahan sekolah lain itupun sudah mempunyai seorang teman dekat dikelas barunya.Namanya Dhoni,walau masih SMP gitu-gitu Dhoni orangnya super science loe.Yang kemana-mana selalu siap buku bacaan,rumus,kacamata tebal…

“Dhon,ini buku folder punya siapa?”Tanya Agung dikelas.

“Nggak tau tuch,beberapa minggu lalu sich katanya ada cewek yang nyebarin 10 buku folder.Ngga tau siapa mendingan gue yang pegang”.

“Hah…ha…ha…lucu banget”.Agung tertawa, terkesan lucu saat membaca pesan dan kesan difolder itu.Apalagi yang menulis semuanya cewek”.Hah…ha…ha…lahir di Grobogan?cita-cita,jadi orang yang terkenal.Maling masuk penjara kali!kesan;pernah masuk UGD pas baru bangun tidur,gara-gara mimpi makan permen tau-taunya pas sadar kapuk bantal habis dimakan?ha…ha…ha…lucu banget sich”.

“Hah,Chita?loe kenal sama orang yang nulis biodata ini?”kata Agung sambil berpikir keras mengingat dengan nama yang baru saja dibacanya.

“Siapa yang nggak kenal Chita?menurut gue dia cewek cantik,imut tapi tomboy.Rambutnya juga bagus panjang sebahu poninya…belah pinggir.Tinggi kurus”.Jawab Dhoni memperjelas cirri-ciri Chita,tapi tidak lagi dihiraukannya saat ia membaca …

“22 Januari?dua hari lagi!?”

Saat pulang sekolah,Agung nggak langsung pulang kerumahnya.Tapi dia mampir dulu pada sebuah pusat perbelanjaan untuk mencari hadiah special.

“Aduh,kira-kira siChita sukanya apa yach?tapi kata Dhoni dia itu orangnya tomboy anehnya panjang rambut sebahu”.Agung bingung nggak tau mau ngapain lagi.Udah hampir 60 menit nggak terasa dia berdiam diri seperti patung.Akhirnya, Agung lebih ,memilih buat mengikuti setiap orang yang berjalan didepannya sambil berpasangan.

Nah lho,Agung ngaak nyasarkan…?

“Gila!capek-capek ngikutin Cuma buat masuk toko beginian?buat beli daleman?”

“Huh…bukannya kado yang gue dapet, malah orang ribut”,

“Kamu suka es krimnya?”

Huh…pacaran ,rayuan,gombal!

???

TRENG!!!

Pagi yang melemaskan.Ada Agung sianak baru yang sekaligus menjabat satpam disekolah ini.Chita baru datang tepat pukul 07.00.Matanya masih sayup,maunya dikipasin terus merem-melek.Malah,baju seragam putihnya belum sempat terpikir untuk ganti.

“Udah,loe cakep kok!”kata Agung sambil senyum-senyum.Sejurus,mata Chita langsung mengarah untuknya.

“BAGI LOE!”Gentak Chita,ia terlihat sangat marah.

“Ya udah,happy birthday to you,nich”.Ucap Agung kemudian sambil menyodorkan sebuah bingkisan berlapis kertas kado berwarna biru.

Chita tersentak,YA AMPUN!!!sekarang tanggal 22 Januari!akibat terlalu sibuk mengurusi traktiran, Chita sampai lupa dengan moment penting ini.Undangan yang belum sama sekali tersebar…

Papa,Mama…gimana kalau nanti teman-teman minta ditraktir balik sama Chita?

“Cieh…yang baru dapat kado special”,kata seorang teman gank Chita CS meledek ,Lezia tersenyum lebar.

“Orang nemu!”katanya singkat.

“KoK pake dipegang-pegang”,kata Ricky kembali meledek.

“Ini juga baru mau dibalikin “.

“Perlu bantuan?”

“Nggak,terima kasih!”

“Ya udah dech.Yuk, kantin”.Ajak Zilwana saat menemui teman-teman yang lain pada jam istirahat pertama.Semua ikut pergi,Chita juga.Tapi dikantin semuanya pada ngegosipin cewek dan cowoknya masing-masing. Chita jadi sendiri,saat semua kembali kekelas.

Tiba-tiba Agung datang,

“Gantian, dulu gue yang nungguin loe dikantin ini buat neraktir,dan sekarang jatahnya loe buat neraktir gue!!!”kata Agung sok SKSD(ih…jadi cowok kok ngga ada basa-basinya sich).

“Iya…ya…gue tau “,jawab Chita malas saat tau Agung ada disampingnya.

“Sip,kalo gitu.Mas…”,pinta Agung kemudian memesan makanan.Chita cute masih jutek.Abis,Agung makannya banyak banget sich,udah gitu cerewet lagi.

“Woy!napaslah makan,mentang-mentang gue yang neraktir udah dua mangkok bakso,tiga gelas juice orange.Ngga nawarin lagi”,

Sesergap mungkin Agung tak menghiraukan takut makananya traktirannya nggak dibayar.”Nich!”,kata terakhir Agung sambil memberikan mangkoknya yang sudh terlihat kosong melompong.Sementara dipinggir bibirnya masih tersisa sauce merah yang menyangkut.Segera dibersihkannya,lidahnya menyapu bersih semua sisa makanan itu!!!

“Sorry kalo gue rada begini.Abis gue takut loe tinggal sendirian “,

“Loe itu cowok atau cewek sich penakut banget!nge B-T in banget,cerewet,berisik!”

“Gue cowok.hobi cerewet,suka berisik.Dan…makannya gue pindah sekolah”.Kata Aga\ung terlihat sangat santai.Tapi Chita,justru malah kebalikannya,dia kaget setngah mati setelh mendengar kata terakhir itu…

“APA?!jadi loe anak baru sekolah ini?”,

“Iya”,

“Terus,loe tau dari mana kaio gue sekarang ulang tahun?”

“Gue tau dari buku folder yang di pegang Dhony dan disitu ada biodata loe”.

“Jadi,buku folder gue… sama si mata 4 itu?”

“Oh…jadi loe orangnya yang nyebarin 10 buku folder itu keanak anak?heh,kurang kerjaan banget sich”,

“Bukan urusan loe”,

“Oke, gue ngerti.Sekarang gentian, dari mana loe tau kalo hari pertama gue masuk sekolah itu berbarengan dengan hari ulang-tahun gue?”

“Ya loe- lah,bego banget sich loe!”

“Nggak mungkin,gue anak baru.So,gimana mungkin loe isa kasih kejutan se-surprice itu?”

Sejenak Chita terdiam,juga takut dengan kata-kata pemaksaan yang keluar dari mulut Agung.Kemudian,Chita mulai menceritakan awal cerita itu sampai akhir.

“Awalnya...gue seneng banget kalo bisa makan- makanan mahal selagi gratis. Mumpung bisa ngirit uang jajan,gue juga bisa menstok makanan selama tiga hari.Sampai akhirnya gue memutuskan untuk mencari identitas murid satu sekolah keruang guru dengan meminjam buku besar.Tapi memory gue terbatas buat menginat tampang-tampang model kalian seperti apa.Tapi dibuku itu,gue nemuin ada fhoto loe …”

???

Karena surprice Agung,Chita udah nggak tau harus berbuat apa.Dihadapannya ia seperti shy girl yang ingin banyak tau.Setelah sampai dirumah,Chita langsung keatas menuju kamarnya dan ia tertidur pulas disana,setelah Chita sadar langsung dibukanya pintu jendela yang mengarah pada suatu taman yang sering dijadikan sebagai sarana olahraga.Rasanya sepi,nggak ada Mama…nggak ada Papa…

“SURPRICE…!!!”teriak Mama dan Papa mengagetkan lamunan Chita pada balkon depan kamar.

“Mama…Papa?”kata Chita kemudian memeluk keduanya.

“Selamat ulang-tahun yach saying.Gimana,besarkan kadonya?”Kata Mama sambil melirik kearah Papa yang sedang membopong THE BIG KADO.

“Wah…ini sich ukuran diatas normal mah,pah”.Kata Chita terdengar senang.

“Coba dibuka,kamu pasti suka “.Kata papa tersenyum sambil mamasangkan kacamata frame temannya.

Sesaat setelah dibuka, mata Chita seakan berbinar saat tau isi dari dalam kotak kado berwarna biru.Chita berteriak kegirangan terus meluk mama dan papa nya lagi.

“Thank’s yach ma-pa,sarung tangan tinju plus samsak sama burble nya memang keinginan Chita dari ulu”,

“Ya udah,mendingan sekarang kamu cepat mandi,terus pakai gaun yang sudah papa dan mama siapkan didalam lemari baju kamu.Kita pergi sekarng”,kata papa mulai meneruskan surprice selanjutnya.

Setelah selesai mandi,Chita langsung mengenakan gaun berwarna putih yang dimaksudkan papa.Didepan cermin Chita jadi senyum-senyum senirian,katanya:’Ternyata…gue cantik juga yach…’

Chita…bukan begitu caranya pakai lipstik sayang,tapi begini”,kata mama kemudian mengoleskan lipstik itu dengan benar.Papa yang baru datang dari balik pintu terkesima melihat penampila putri semata wayangnya yang cantik”

“Wah…anak papa cantik banget,nggak nyangka kalau kamu bisa secantik ini.Emm…mama jadi punya saingan berat dech kayaknya”,kata papa terdengar tertawa kecil manggoda mama dan Chita.

“Hu…siapa dulu dong mamanya”,sahut mama terdengar bangga.”Iya nggak,Chit?”

“Tapi papa juga ikut berperan lho…”he…he…he…,”papa jadi seneng dech ngeliet kamu kayak begini,Chit.Jadi lebih…feminine,liat aja ,boneka-boneka koleksi kamu juga kelihatan penuh”,

He…he…he…,Chita jadi tertawa sendiri dalam hati.Sebenarnya,Chita mana hobby ngumpulin boneka sebanyak itu.Kalau bukan traktiran teman-teman yang menghadiahinya.He…he…he…,papa…papa… .

“Ma,pa.sebenarnya kita mau kemana such?”Tanya Chita saat dalam perjalanan.

Papa dan mama tersenyum,dan menjawabnya singkat,”malam ini,kita kevila keluarga,sayang”.

Setibanya ditempat tujuan,Chita nggak akan menyangka kalau ia bisa terkejut seperti saat ini.Mifta,Lezia,Ricky,Zilwana,Dhony,teman-teman yang lain termasuk Agung,MEREKA DISINI!!

Yaiks!

“Surprice kedua,sayang”.Kata papa sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.Chita masuk kedalam pelukan papa.

“Tapi ma,dari mana mama bisa ngedpetin semua alamat teman-teman Chita?”

“Waktu itu kamu tertidur pulas.Mama rasa kamu kecapean karena menulis semua alamat rumah teman kamu.Brehubung nggak lama lagi kamu ulang-tahun,mama juga ikut menyimpan,terus mama minta papa buat membantu mengirimkan undangan.Soal hadiah siang tadi,mama juga membaca impian dan harapan kamu”.

Mama…

Chita menangis.

Malam Yang Indah…

Chita jalan sendirian dipinggir kolam,merayakan hari ulang-tahunnya bersama orang tersayang,Agung menghampiri.Lalu mereka duduk bersama,menenggelamkan kaki dibawah permukaan air,pancaran bintang.

“Gue suka suasananya,teman-teman,grang tua loe mereka juga ramah”,kata Agung disamping Chita.

“Sama,moment penting ini nggak akan pernah gue lupain”,

“Loe suka hadiah dari gue?”,

“Emn…”,kata Chita terlihat bingung,ia menggaruk kepalanya yang sebenarmya tuch mggak ketombean!Abis,mau diapain,sejak pulang sekolah siang tadi aja Chita repot sama penampilannya buat malam ini.Kadonya masih didalam tas…

“Nggak apa-apa ,gue SUKA LOE CHIT!”

HAH!?Chita kaget buat ke3 kalinya,saat Agung bilang…

“Gimana?”kata Agung terdengar lemah, Chita masih menimbang-nimbang jawabannya.

“hem…gimana yach,sebenarnya…gue juga ada rasa sich,boleh.Tapi masih masa percobaan yach!”

Agung menarik napas,walau nggak terlalu lega .Tapi dia cukup senang.

“Chit,loe tau kenapa gue bisa pindah sekolah?”

“Kenapa emangnya?”

“Karena loe!”

“heh,kok gue?jangan-jangan loe anak rusuh”,

“Waktu itu gue pernah ngeliat loe didepan mall, gue tau sekolah loe,karena cirri khas seragam sekolah loe yang mudah dikenal.Gue B-T.Sekolah lama gue nggak terlalu menyenangkan.Akhirnya pencarian sekolah gue berakhir,saat pertama kali ngeliat loe dengan jarak jauh…”

Chita terdera,kepalanya tertunduk malu seperti menyesal.

“Loe kenapa Chit,maksud loe KITA PUTUS setelah baru jadian?”Agung cablak,dia nggak tau apa yang dipikirkan Chita sekarang.

“Nggak”,kata Chita menggeleng,”sebenarnya,gue juga suka loe semenjak tadi pagi loe kasih kado kegue”,

“Beneran?”kata Agung semangat,dia melompat sampai nyebur kekolam.Chita tertawa girang,saat air kolam menyembur mukanya.

Mama sama papa,juga sudah mengenal siapa Agung.

Dan mulai sekarang semenjak pesta itu Chita nggak lagi sendirian kalau teman-temannya lagi pada berduaan,Chita juga lebih feminine,kado dari mama-papa masih disimpan,tapi nggak dikamar.Soalnya udah ada boneka blue bear yang menemani dari Agung.

Love U Agung…

Ending…..

Limo, 2 Jan 2007

By : SAM ?!

Kumpulan Novelku..


&c

Ox, Sebelum saya membeberkan cerita ini lebih rinci gak akan ada salahnya kalau kita mengenal tokoh sekaligus watak-wataknya, Yuk.......

Vanya ; gadis langsig asli keturunan Jember (Jerman-Belanda) ini emang indo banget tampangnya, Vanya sering disebut “dokter cinta” or DC di sekolahnya, karena solusi-solusinya yang super jitu . Banyak diantara teman-temannya yang konsultasi ke Vannya walaupun akhirnya kadang nggak terlalu mpuh !

Vannya memiliki seorang fanz namanya Dheo, Dheo ini adalah adik kelas moyang Vanya sejak SD. So bisa kebayangkan sampai SMA gini Dheo selalu ada di bvelakang Vanya ? Cowok bermata sipit berdarah keturunan Cina ini sangat lekat sekali bahasa jawanya, He.....he.....he,,,,, dari kecil Dheo memang udah tinggal ama Kakek-neneknya yang mayoritas orang jawa.

Nah... sampai disini dulu yach, untuk selanjutnya banyak kok tokoh baru yang akan keluar, Dach

Satu

Hiks.......

Nana, temen satu angkatan Vanya dikelas menangis sat ia baru tiba di kelas. Semua teman yang ada mengerumuninya dan menatap heran.

Hiks.......

“Elo kenapa Na...” tanya Dyas disampingnya , Nggak ada jawaban yang lain Cuma bilang, “ Cepat panggil DC, panggil DC” nggak lama kemudian yang dimaksud dipanggil. Dheo berlari mencarinya tapi Vannya sedang asyik berduaan di sekolah, FAKTA !

“Ayo cepat ikut akqu” kata Dheo sambil menarik lengan Vannya tanpa permisi. Recky tersenyum sambil melambaikan tangan.

“Ada apa seach ?”

“Tuch si Nana nagis !”

“ Apa? Nana nangis “ kata Vannya tersentak sambilmenuju kelas, “pasit gara-gara cowoknya yang angotan itu”

“Nya ! He.....” kata Nana merangkul Vannya, Vannya juga udah tau apa yang harus dilakukannya, membawa Nana keruang kerja (padahal ruang itu bekas ruang osis yang udah lama nggak dipakai lagi!) disana mereka bebas curhat-curhatan “Gue juga nggak tau kenapa Tody semalem mutusin Gue gitu aja, sikapnya juga aneh”

“Terus Loe mau diputusin gitu aja?”

Nana menggeleng

“ya udah, Loe jalanin aja hari-hari loe seperti loe belum mengenal Tody. Dan Loe Cuma perlu ngebuktiin kalo Loe bisa normal tanpa dia”

“Tapi Nya” kata Nana seolah berat buat ngejalanin, terlebih saat Vannya menyodorkan hand phonenya untuk menelpon Tody.

“Yakin kalo Tody diciptain buat Loe, pasti dia akan jadi milik loe” Nana mengerti, dia meraih handphone itu.....

**********

“ eh loe udah dengar belum Nya” kata Dyas disamping Vannya.

“Apaan ?”

“katanya di kelas sebelah ada murid baru lho!”

“yang bener Wa’ ?" kata Vanya refleks menengok ke arah Dhoe, yang berjalan dibelakangnya, Dheo mengengguk tapi katanya aneh.

“ Katanya murid baru itu permpuan tapi yang dateng kok cowok ?!”

“yang bener?” kata Dyas semangat sambil mengguncang-guncangkan badan Dheo yang super kurus” Ganteng nggak ? gantengan mana sama Rezha ?” (Rezha ; cowok pangeran sekolah ter-cool antar kelas)

Vannya menggeleng, karena sikap Dyas yang berlebihan. Katanya “Dyas fanz cinta matinya Rezha, tapi setelah mendengar ada murud baru itu dia malah jadi salah tingkah”

“sama saja cowok ganteng tapi otaknya nggak berisi apa yang bisa diandelin?”. Kayak Giza cap Play boy sarang burung walet, untungnya dia ganteng dan nggak malu-maluin karena bokapnya pengacara, tapi sayang hobinya suka ngupil depan umum !” Uups vannya, jangan sembarangan buka aibnya Giza, kan kasian ketauan semua pembaca !”

**********

“Mama ?” kata Vanya menyapanya saat terlihat menyembunyikan tangis. “Pasti gara-gara pria itu lagi, iya khan?”

“Vanya, tapi pria itu tetap papa kamu” kata mama menjelaskan tapi Vanya tetap nggak bisa terima kalau orang yang sangat disayanginya terus-terusan mendapat pemyiksaan. Vanya bahagia selalu bisa dekat mama, apalagi kalau mama terlihat bahagia, Tapi om Hery menghancurkan semua harapan-harapan itu sepeninggal almarhum papa.

“Nggak!” Papa Vanya Cuma satu, papa Abi. Dan Nggak akan pernah tergantikan karena kehadiran om Hery di sisi rumah ini!! Brak” kata Vanya kemudian membanting pintu, menutupnya raopat0rapat dan menangis saat melihat sebuah bingkai bersandar di atas meja belajarnya.

**********

“Ibra !” Seseorang telah memanggil namanya lalu iapun menengok” Udah ngerjain Fisika , liat yach?” lelaki imut itu hanya diam, kemudianm menyodorkan sebuah buku dari dalam tasnya . “Thank yach?” katanya , kemudian pergi, tapi Ibra masih ditempat yang sama, saat ia melihat seorang gadis berjalan didepannya.

“ Hai, kelas loe bukan disini, tapi diujung sana bersebelahan dengan kelas gue, yuk ach!” kata Recky menarik tas hitamnya.

“Ayo dong Zaz, cepetan jalannya gue piket nich...” kata Vanya nggak sabar. Abis vanya naympernya kepagian sich. Dari jam setengah 6 uadah berangkat cumabuat nyari tempat sarapan yang enak.

“iya Nya sabar geu juga ngantuk!” jawab Dyas kesal. Tapi Vanya malah menambahkan pertanyaanya yang nggak ada sangkut-paut sama sarapan tadi.

“Eh Zaz loe tau nggak siapa cowok yang lagi jalan disamping Recky?” Dyas yang ditanya, dia malah cuek sama pertanyaan yang nggak memiliki hubungan sama dirinya , tapi Dheo menjelaskannya tiba-tiba.

“Namanya Ibrohim, dia anak beru dikelas 3. yang elo tanyaiin Zaz sebagai saingannya Rezha. Ganteng Khan...”

**********

“Bu, katanya di kelas kita ada anak baru yach,kenalin dong...” kata Evan menggoda, soalnya dia udah tau kalo anak baru itu perempuan yang super cantiq banget.

“Iya Evan, sebentar lagi ibu akan mengenalkannya kepada kalian. Ayo Acha”, kata ibu guru kemudian memanggil namanya, dalam hitungan detik sesosok gadis cantik berikat rambut panjang datang dari arah balik pintu, semua teman memandang berdecak kagum kepadanya.

“baiklah anak-anak, kalian semua sudah mengetahui siapa anak berunya , kalau begitu Acha silakan kamu duduk disebelah Vanya yach”

“Baik, Bu”. Kata Acha kemudian bergegas tapi Dyas memintanya agar mau duduk bersebelahan dengannya.

“kamu pindahan dari mana Cha?” Tanya Vanya, tapi pertanyaanya tak terbalas ketika Evan melemparinya dengan kertas. Dyas merebutnya, dan membaca.

“Hai Cha, aku Evan. Istirahat nanti makan bareng ya!”

“Huuh dasar Evan, nggak bisa nglihat cewek cakep, gatel aja sich” Vanya meledek Evan hanya meninjunya dengan jarak jauh. “gatel? Garuk aja...! “ Ha... ha... ha semua murid tertawa.

**********

Pukul satu siang, bel tepat berbunyi mendadak waktu pulang telah tiba. Rocky dan Ibra ngetem dulu dikelas yang sudah kosong penghuninya, di luar pintu lagi-lagi Ibra melihat tadi pagi, sungguh cantik.

Kenapa Loe Bazs?” Ibra tetap diam, Recky ikut mengeluarkan badannya kedepan pintu. “Loe Nglihatin siapa?” cewek yang lagi makan loly, namanya Dyas dia ngefanz berat sama Rezha yang disebelahnya”. Ibra masih tetap memandang tapi Recky terlihat berbeda dari tatapanya.

“Eh, kak Acha, Mama... kak Acha udah pulang, kok cepet banget sich kak pulangnya, tapi kak acha sukakan sama sekolah barunya, Oh iya, tadi Baim dikasih mobil-mobilan baru lho, sama temannya mama. Bagua dech mau liat?”.

Acha menggelang, kemudian tersenyum meletakkan tasnya dengan rapi di kamar. Baim sangat mengerti sikap kakaknya yang satu ini, ‘kasihan kan Acha’.

“Lho Baim, katanya kak Acha sudah pulang, mana?” tanya mama sambil menyudahi masaknya di dapur.

“langsung ke kamar” jawab baim pelan, Mama terlhat sedih air matanya jatuh saat anak tersayangnya menghukumnya...

“Ma, Baim kangen Papa”

“iya sayang, kita semua juga. Papa pasti melihat kita dari atas langit atas sana...”

*******

Embun pagi yang indah , dan pagi yang bersahabat cepat-cepat Acha mengenakan seragam sekolah putih abu-abunya tak ingin tertinggal dijam pelajaran pertama. Tapi mama masih memandang Acha khawatir sejak ia keluar kamar mandi tadi, tangannya selalu memegangi pinggangnya sendiri.

“Kamu kenapa Cha?” Tanya Mama sambil mengolesi roti itu dengan selai. Dan Acha Cuma menjawanya singkat, paling Cuma sakit pingang biasa aja kok Ma”.

“Mama antar ke Doker Yach?”

“Nggak usah ntar juga ilang sendiri sakitnya”

“pasti kamu main basket lagi, iya kan ?” Mama kan udah oernah bilang hentikan epermainan kamu”

“Udahlah mah, Acha baik-baik aja kok, Acha berangkat dulu, dah Baim”.

Tok… tok … tok …

“permisi, disini siapa yang namanya Acha ?” Karena kedatangan Reza Dyas yang berada diantara Vanya dan Acha jadi salah tingkah . Siapa yang ditanya, siapa yang senyum-senyum.

“Saya”, jawab Acha lirih.

“Oh Kamu. Dipanggil pak Ody suruh menghadap sekarang, bisa?”

kata Rezha hanya menyampaikan pesan itu lalu pergi, sementara Dyas masih tersenyum-senyum sendiri membayangkan seandainya dirinya yang ditegur oleh Rezha, pastinya kini ia sudah melayang menmbus awan.

“Silakan duduk, Acha” kata Pak Ody mempersilakan , lalu menarik nafas dalam-dalam. ‘Ma’afkan saya, menganggu wktu istirahat kalian dengancara mengumpulkan kalian bedua disini. Acha. Acha, Ibra kalian sama-sama anak baru di sekolah ini , seharusnya Acha menempati ruang kelas yang kamu tempati, Ibra. Berhubung saat itu Acha berhalangan hadir bagaimana jika kelas kalian dikembalikan ke awal, Ibra keruang kelas Acha dan Acha keruang kelas Ibra, setuju?”

Keduanya terdiam, tapi perlahan keduanya mengangguk. Paling nggak ibra jadi tahu siapa nama perempuan yang sering dilihatnya dari pak Ody sendiri. Semenjak jam istirahat pertama berakhir, keduanyamulai merapikan buku masing-msing, tapi disetengah hari ini, Acha jatuh pingsan, saat akan mengumpulkan tugas di depan. Sebagian murid membawanya keruang UKS, Dyas dan Vanya segera menghampiri, setelah satu jam kemudian Acha baru menyadarkan diri, Dheo juga ikut menghibur dengan cerita-ceritanya.

Lho, Wa’, Loe disini?” Tanya Dyas

“Emangnya kenapa nggak boleh?” Balas Dheo, dengan khas logat bahasa jawanya.

“ya… nggak apa-apa sich, Cuma tadi gue nglihat pak Bob masuk kelas Loe”

“Ya … bodo Amat”

“Ye … dibilanginya awas loe ye, Gue pecat jadi adik kelas”

Udah-udah Wa’, Gue titip Acha ya, Zaz anterin Gue yuk”. Kata Vanya kemudian sambil menarik bagian bawah baju putihnya. Dheo meledek lagi.

“Udah terusin, terusin aja tuch kuras toilet sampae kering . Hua… ha… a.Eh, Udah Ach kelamaan, Cha kamu maukenal ‘gak, siapa adik akQu?”

“Boleh, pasti cantik”. Kata Acha sambil merubah posisi tidurnya.

“Ach, biasa aja kok. Namanya Amel!”

“Cakep”

“Cakep kayak kakaknya dong…”

“Siapa?”

“Ya, Dheo githu lho… he… he… he…”

“Heh?”

“Nggak, tuch kucing bawa buntut”.

*******

“Gimana Bazs, Loe suka sama kelas asli Loe itu ?!” Tanya Recky disaat keduanya berada di ruang parkir.

“Biasa aja, tapi siapa sich cewek itu kalo gue perhatiin dia sering banget dikeja-kejar sama anak-anak”

“Oh… iti DC” Recky menjelaskan tapi Ibra mengkerutkan kening.

“DC ? apa tuch, dukun cabul maksud Loe?”

“Bukan, Bukan DC itu Dokter Cinta di sekolah kita ini. Dimana-mana yang namanya dokter tetep aja ngibatin orang sakit, tapi Vanya beda. Makanya ia jadi orang pertama yang dicari anak-anak kalo menyangkut cinta”.

Vanya…

*******

Bayangmu selalu hadir dimimpiku

Hari dan waktu habis Cuma ‘tuk fikirin kamu…

Ibra menyendiri dibalik tirai jendela kamarnya, Seolah… “DORR”

“Bengong aja sich mikirin apa ?” tany Recky yang tiba-tiba sudah berada I dalam kamar.

“Heh, kapan dating loe ?”

“Barusan aja”.

“Oh iya, Loe tau alamat plus nomor telponenya DC?” Ibra serius, tapi pertanyaanya nggak langsung dijawab oleh Recky. “Tau nggak penting banget nich”.

“I, iya. Nanti gue catetin. Jadi, loe pindah kelas lagi? Sumpah nggak ada loe nggak rame”.

Gaya loe kayak suatu produk aja. Oya, gimana sama Acha, dia punya banyak temen kahan disana?”

“ya, gitu dech”. Gimana gue pindah kelas lagi, sementara disana udah ada loe dan Acha.

*******

“Plese, Nya loe mau-kan bantuin gue ?”

“Em…n gimana yach, biar gue coba dech. Tapi Loe ikut bantu ya… langkah pertama … SIKAP YANG RAMAH, tapi loe juga harus punya konsekuen apalagi loe nggak kalah tampang sama Rezha, bisa-bisa semua murid perempuan yang ada disekolah salah tanggap karena karena sikap loe”

“Okey, gue janji, tersenyum untuk semua orang, tapi hati untuk Acha seorang”.

Semenjak itu Ibra jadi punya misi untuk meraih hatinya Acha, solusinya deket-deketin aja Vanya sama Recky.

“Apalagi Nya?”

“MURAH SENYUM”

“PANDAI-PANDAI JAGA IMAGE”

“BERI PERHATIAN, IMBANGI OBROLANNYA, yang terpenting DEKATI TEMANNYA”.

“Ha.. ha… eh, bagus banget. Gue juga suka kok beli baju didepan toko sana. Dach… Cha, kamu pulangnya biar aku aja yang anter yach”.

“Jangan mau Cha, Pulang bareng Ibra ntar onkosnya nggak dibayarin”. Ledek dheo ikut-ikutan nimbrung.

Hu… u sorry yach, hari ini gue bawa motor, “balas Ibra sambil menunjukkan kuncinya.

“yach bawa motor banga, kayak gue dong mobil … mobil Bajaj”. Ha… ha… semua diam, boro-boro tertawa, senyum aja kagak. Dheo Nggak lucu.

Usai sekolah yang menyenangkan, Ibra sendiri di kamar menatap bulan dan bintang yang selalu menemani. Tapi tiba-tiba Recky datang habis-habisan mukilin Ibra gitu aja,” Ingat ya Bazs, Ingat Yach Bazs, Elo emang anak baru yang memiliki banyak kesempurnaan disbanding guee. Tpi loe nggak berhak buat ngedeket-deketin Vanya gitu aja, mulai malam ini loe saingan gue!”

Pagi harinya, Ibra tetep maksain diri buat masuk sekolah walau dengan wajah memarnya, Recky juga menjegatnya dngan tatapan sinis saat bertemu didepan pintu gerbang sekolah . Acha melihatnya keduanya, tapi ia langsung lari menuju kelas, ditengah lapangan olah raga, BRAK ! Acha jatuh pingsan. Semua anak yang lagi belajar tersentak mendengar suara itu, sebagian anak ada yang berlari teru sngebawa Acha keruang UKS tanpa terkecuali Nana. Vanya, Dheo dan lainnya termasukl Ibra. Tapi ada juga yang sekedar bertanya-tanya ‘anak kelas mana siapa?”

“makasih yah Nya, Loe emang sahabat gue”. Kata Acha setelah sadarkan diri .

“Looe juga sich Cha, hobi pingsan. Yang enakan dikit kenapa” kata Dheo sediit menghibur .

“Maksud Loe ?!” kata Vanyamengarahkan kepalan tangannya, Dheo jadi takut.

“Eh, heh. Iya-iya bercanda”.

------------------------------

“Nah ini rumah gue. Rada sedikit kecil moga menyenangkan buat kunjungan pertama loe” kata Acha memperkenalkan. Vanya langsung dibawa kekamar setelah bertemu Mama dan baim.

“Nyokap Loe cantik juga Cha, tadi gue ngedenger kayak ada suara lelaki dech. Itu bokap loe?’. Em… n gue jadi iri dech, andai aja gue bisa punya keluarga kayak loe”

“Loe salah Nya”. Kata Acha dengan ekspresi lain.

“Kenapa” Tanya Vanya mulai heran.

“Karna bokap gue udah nggak ada. Dia ninggalin gue buat selamanya”.

“sabar ya Cha. Rasanya emang berat ditinggal jauh ama orang yang kita sayangi. Bokap gue juga begitu, almarmuh ninggalin gue sama Mama gitu aja. Sampai ‘gak lama kemudian kehadiran orang lain menempati ruang sempit hati mama gue. Sayang gue sama Mama nggak bisa sebahagia saat papa Abi hidup”.

“Kenapa?”

“Nggak tau-lah, Papa Dimaz aneh, sifatnya nggak nentu kadang baik kadang juga bisa kasar, kalo lagi kumat mama bisa jadi korban pertamanya, gue pernah mecahin Vas bunga di kepala papa Dimaz saat mau mukl Mama”.

“Terus?”

“Gue mau ketoilet Nggak sabar Nich…” kata Vanya terus ngibrit keluar kamar. Sesaat setelah keluar dari kamar mandi Vanya sempat mendengar obrolan Mama Acha dengan seorang lelaki. Tiba-tiba Baim memanggilnya.

“Eh, kak Vanya. Udah dari kamar mandinya? Tadi baim baru mau panggil kan Acha ada temannya. Berhubung ada kak vanya, kak Vanya aja yach yang keluar, ayo”. Kata Baim menarik lengan Vanya. Ia sangat terkejutsaatmenemui Rezha ada disana terlebih seseorang yang sangat dibencinya ada disana sedang bersendu gurau dengan wanita lain, yitu Mama Acha dan papa Dimaz “papa” yang lain pun menatap heran Vanya langsung melarikan diri kekamar Acha. Rezha mengikuti dari belakang. Acha tersentak obat-obat yang akan diletakkan dalam laci tumpah berserakan. “Vanya”.

“Stop jangan pernah panggil nama gue lagi dari mulut loe. Karena gue, akan ngelupain masa-masa persahabatan kita. Dan loe Zha, kenapa loe ada disini!”,kata vanya sungguh membuat hati rezha tidak tau apa yang harus dijawabnya. “gu, gue…”

“Rezha boyfriend gue, jadi Rezha mau dateng kapanpun itu gak masalah”, kata Acha menjelaskan, vanya keluar kamar dan ia menangis sepanjang jalan menuju rumah, apalagi setelah tau mobil papa Dimaz sudaha ada mendahuluinya. Vanya takut papa dimaz akan kumat lagi malam ini.

“Mama !! Pah, please pa, jangan pukulin mama lagi, buka pintunya”, hiks.

“Kamu lihat, sengaja pintu itu saya kunci agar anak sok tau itu nggak akan masuk rumah ini. Biar dia merengek-rengek, mengemis-ngemis kepada saya dan dia berkata ‘papa jangan sakiti mama’, kamu tau, seharusnya kamu lebih bisa mengatur hidup anak kamu yang liar itu. Karena dia acara sore saya jadi berantakan, kehilangan wanita yang selama ini saya puja tentunya jauh lebih cantik dari kamu”.

“Kalau begitu, kenapa kamu menikahi saya kalau kamu tidak pernah mencintai saya !”.

“Salah kamu sendiri, Kenapa kamu mendekat-dekati saya sementara kamu tau perusahaan saya hancur karena bisnis dengan abi gagal total. Dan ini adalah sebagai ungkapan kekesalan saya untuk kamu seorang”. Dimaz marah, sesekali sabuknya mengenai punggung mama vanya. Sementara vanya masih nggak tau bagaimana caranya agar ia dapat memasuki rumah itu. Dan menolong mama,

*******

Semenjak peristiwa itu sudah dua hari vanya tidak masuk kelas, apalagi dia kecewa berat saat tau acha jadian sama Rezha. Lebih parahnya lagi teman-teman satu kelas ngejahuin Acha karena hal itu, apalagi Dyas beranggapan kalo acha udah ngerebut Rezha dari tangannya. Nggak ada seorangpun teman yang mau mendengarkan cerita Acha, karena vanya juga memegang peranan penting sebagai DC di sekolah.

“Heh, bunga?” Ucap vanya nggak biasa, seumur-umur vanya baru nemuin bunga nyasar di atas meja sekolahnya.” By pengagum cinta? Orang aneh”.

Vanya piker waktu itu Cuma ada orang iseng yang naroin bunga di atas meja belajarnya, tapi hari selanjutnya orang misterius itu lagi-lagi mengirimkan sesuatu benda yang mampu membuatnya cukup penasaran.

“Kak vanya yach?” kata dua orang gadis perempuan menghampiri.

“Iya.” Jawab vanya singkat.

“Ini, tadi dapet titipan katanya disuruh kasih kak vanya”.

“Dari siapa?”.

Keduanya tersenyum, dan menjawab bersamaan.” Pengagum cinta”,

“Hey, tunggu. Em..n salam balik buat pengangum cinta. Terima kasih”. Perlahan vanya membuka surat berlapis biru kertas merah muda, ia membaca puisi itu dengan penghayatan.

UNTUKMU

Semua orang tau cinta

Tapi tak semua memilikinya

Semua orang ingin cinta

Tapi tak semua orang membalasnya

Siang dan malam ingin memandang

Ingin ku tatap wajahmu

Ku ingin malamku cepat berlalu

Karena aku susah merindumu

Bunga akan bersemi

Bila disiram air

Cinta akan tumbuh

Bila saling mencintai

Pengagum Cinta ©[1]

Selesai membaca, vanya yakin kalo ini yang dinamakan cinta. Belum pernah vanya merasa sebahagia saat ini, pasti pengagum cinta itu benar-benar pengamat cinta sejati, buktinya kemarin sore vanya mendapat kiriman banyak coklat atas nama “Pengagum Cinta” malamnya vanya mendapat kiriman boneka dan buku 1001 cara menyelesaikan masalah ala DC. Uh…Senangnya.

“Reck, selama ini loe salah sangka”, kata ibra menyakinkan. Recky tetap cuek apalagi setelah melewati vanya sedang marah ke acha.

“Loe tau dimaz itu bokap tiri gue, tapi kenapa loe masih mau ngerebut”.

“Loe salahnya, seharusnya loe dengar penjelasan gue dulu jangan asal ketok palu”,

“Sama aja, loe tetap pengkhianat buat gue!” kata vanya masih marah.

******

“Tapi Pak Turnamen Vollynya aja nggak lama lagi, sementara susi dia masih dirawat di rumah sakit”. Vanya protes, tim Volly yang lain jga nggak tau harus mengambil langkah apa.”minta Bantuan Acha aja”. Usul Nana. Tapi Vanya Nggak terima dia menghentakkan kedua tanganhya di atas meja.

“Nggak, gue nggak mau Acha masuk tiem Volly kita!”.

“Kenapa, tapi kan Nya kita butuh orang buat nggantiin Susi, lagian kita semua kan juga udah tau kalo Acha jago banget main basketnya, siapa tau aja, Acha juga bisa main Volleynya”

“Nggak, sekali Nggak tetap nggak, lagian siapa sich ketuanya loe apa gue? Gue yakin beberapa hari lagi Susi juga bakal sembuh dari sakitnya “

******

Sudah tiga hari berlalu, tiem volley vanya semakin gencar semangatnya dalam latihan, walau tim kehilangan pemain. Siang semakin panas teriknya matahari membuat Vanya semakin membenci Acha saat ia sedang berdua ama Rezha.

“ih, jijay banget sich hari gini masih pelukan”.

“Kita udah nggak bisa tinggal diam gitu aja, sisa turnamen Cuma tinggal satu hari lagi. Setuju atau nggak kitaharus jalanin plan A” kata pak Bob menjelaskan.

“Siapa?” semua bertanya-tanya, tiba-tiba Acha masuk ke dalam ruangan itu, dan terjawablah siapa pengganti pemain itu.

Detik pertandinganpun tidak lama lagi dimulai. Acha bisa masuk walau tanpa persetujuan vanya . Score kini telah menunjukan nilai yang seimbang, paling tidak kelompok vanya kini dapat masuk ke babak selanjutnya. Saat bola mulai di smash, acha terjatuh lagi pingsan, badanya lemas, penglihatannya gelap setelah sadar.

“Loe di rumah sakit, cha”, kata ibra mendahului Rezha disampingnya.

“Dimana uangnya?” kata Acha suaranya masih pelan.

“Di luar”, Jawab ibra dan Rezha bersamaan.

******

Jadi, selama ini bucket bunga, surat, puisi dari loe yo, pengagum cinta, bukan Recky”, kata vanya tersendat, dia marah saat tau masalah yang seharusnya dia bisa tau.” Gue salah, seharusnya gue bisa tau kebaikan loe dari awal, Yo. Tapi seharusnya loe nyadar, karena bukan loe orang yang selama ini gue cari!!!”.

“Vanya !!” Recky berlari mengejar vanya, seharusnya dia tidak memakai jam tangan yang sama seperti vanya dari Dheo.

“Dok, anak saya sakit apa?” Tanya mama Acha saat berada di ruang dokter. Ia gelisah melihat dokter yang tertunduk.

“Apa keluhannya selama ini? Berbicara tentang sesuatu yang ia rasakan misalnya”.

“Tidak dok, selama ini anak saya tidak pernah mengeluhkan penyakitnya”.

“Berdasarkan dari hasil pemeriksaan, anak ibu menderita KANKER TULANG dan penjalarannya sudah mulai memasuki stadium 2 akhir.”

******

Embun dipagi buta, menebarkan bau basah

Detik demi detik kuhitung inikah saatku pergi

Oh tuhan ku cinta dia berikanlah aku hidup

Takkan kusakiti dia, hukum aku bila terjadi

Aku tak mudah mencintai, Aku tak mudah mengaku ku cinta

Aku tak mudah mengatakan aku jatuh cinta

Senandungku hanya untuk cinta, tirakatku hanya untuk engkau

Tiada dusta, sumpah ku cinta sampai ku menutup mata

Cintaku sampai ku menutup mata2

“Kenapa loe ada disini, dimana Rezha?!” Kata Acha baru tersadar dari tidur saat Ibra ada disampingnya, menjaganya.

“Rezha baru aja pulang, bokapnya nggak mau dia terlalu capek karena semaleman dia ada disini.”

“Bazs, bawa gue menemui matahari”. Ibra mengangguk, saat anda minta diantar ke lantai atas, disana Acha membuka semua kenangan yang telah lama terpendam, kenapa ia memilih Rezha dan kenapa ayahnya pergi meninggalkannya.” Gue udah tau sakit gue apa, dan loe nggak usah repot buat ngasih tau lagi ke gue. Erwin dan bokap gue adalah orang yang berarti dalam kehidupan gue. Erwin cowok gue, dia meninggal saat kecelakaan pulang dari puncak waktu itu malam gerimis semua jalan jadi nggak bercahaya karena mati lampu. Dia terpental jauh dari gue sampai nyawanya hilang ditempat. Nggak lama kemudian bokap gue juga ikut pergi, katanya mau jemput gue di sekolah, tapi di depan mata bokap gue jatuh ditabrak, pengemudinya lari. Semenjak itu gue jadi takut. Tapi didiri Rezha gue temuin sesosok Erwin yang hilang, wajahnya, cara bicaranya. Semua mirip dengan apa yang dimiliki Erwin, tapi baru gue sadar kalo gue salah jatuh cinta, ERWIN ITU UDAH NGGAK ADA!!”

*****

“Cinta jangan kau biarkan dia yang memilikimu, kuingi cinta itu datang padaku”. Kata Ibra dalam hati, ia masih memeluk Acha dalam-dalam.

Dua minggu sudah berlalu, Acha pun terlepas dari komanya setelah ia bermimpi bertemu ayah dan Erwin, melayang, melewati lorong kecil dan akhirnya melihat langit putih yang menyilaukan. Permasalahan itupun lepas semua satu demi satu, mulai dari Nana yang balikan sama Tody. Menemukan cintanya masing-masing, dan nggak seorangpun yang tau kepergian Dheo setelah di rumah sakit. Papa tiri vanya juga mendekap di penjara karena dua alas an. Penganiayaan dalam keluarga dan pembunuhan berencana, papa Acha.

Ending…..

Limo, 12 Nov 2006

By : v3 ?!



[1] By Puisi, Nak iA gie jatuh cinta

2 Lagu dibawakan oleh; Jelita S. sampai menutup mata