Senin, 31 Agustus 2009

Ramadhan bulan Kemerdekaan

Tiga minggu yang lalu sama-sama kita rayakan hari ulang tahun Kemerdekaan RI yang ke-64, rasa-rasanya gegap-gempita perayaan untuk memeriahkan hari kemerdekaan kita masih terasa sampai detik ini di bulan Ramadhan ini, yang sudah memasuki hari ke- 16 Ramadhan.

Kalau kita menengok sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, bahwa Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan hari Jum’at tanggal 8 Ramadhan 1364 H. ini adalah fakta sejarah yang sering dijadikan rujukan peringatan Hari Kemerdekaan RI pada setiap tahunnya, apalagi kalau tepat bersamaan dengan Bulan Ramadhan. Seperti perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 64 Tahun 2009 kemarin yang juga bertepatan menjelang Bulan Ramadhan 1430 H.

Mengapa Saya katakan bahwa Ramadhan adalah Bulan Kemerdekaan? Ada rentetan historis yang bisa dilacak dalam refleksi deskriptif dan faktual sekaligus. Kemerdekaan adalah puncak-puncak perjuangan melawan segala bentuk pendindasan dan penjajahan. Faktualnya, bangsa Indonesia harus berjuang melawan penjajah selama ratusan tahun agar bisa meraih kemerdekaan, merdeka dan berdaulat, membangun sebuah nation state sekaligus welfare state; negara bangsa dan negara berkesejahteran.

Begitu pula, Dalam siklus tahunan kalender Hijriyah, bulan Ramadhan bisa dikatakan sebagai bulan di mana umat Islam meniti dan mengarungi tangga-tangga menuju puncak kemerdekaan hakiki makhluk manusia yang fitri. Tangga-tangga yang dimaksud adalah Rahmah, Maghfirah dan Itqun Min Al-Nar menuju Muttaqien Sejati. Faktualnya: Firman Allah; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa…” (Qs. Al Baqarah;183).

Dalam perjuangan melawan penjajah, ada jeda waktu sampai bangsa Indonesia bisa memproklamirkan kemerdekaannya, juga dalam perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan sampai hari ini. Ada fase meraih kemerdekaan, tercapainya kemerdekaan 17 Agustus 1945, fase transisi menuju demokrasi di era Orde Lama, fase Orde Baru dan fase Reformasi.

Apakah kita dan bangsa kita ini sudah merdeka? Menjawab pertanyaan tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan tentunya. Mengapa?

Sebab kemerdekaan adalah proses-proses pencapaian sejarah pembebasan kehidupan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dari segala bentuk tirani dan penindasan. Kemerdekan adalah sesuatu yang tidak pernah final selagi masih ada bentuk-bentuk penindasan dan penjajahan sekecil apapun dan dalam bentuk apapun.

Ada jeda waktu dalam perjuangan melawan hawa nafsu dengan menjalankan puasa wajib selama Bulan Ramadhan agar manusia yang beriman kembali menemukan kondisi fitri atau fitrahnya. Puasa wajib Ramadhan tidak sekedar berpuasa dengan menahan lapar dan dahaga, tidak sekedar tidak makan dan tidak minum, melainkan mengupayakan mengosongkan tindakan dan pikiran dari segala bentuk perbuatan dosa, dengan cara memperbanyak ibadah selama sebulan penuh.

Di dalam bulan Ramadhan ada fase Rahmah (ditebarkan-Nya kasih sayang) di 10 hari pertama, fase Maghfirah (diampuni-Nya segala dosa-dosa kita) di 10 hari kedua dan Fase Itqun Min Al Nar (dibebaskan-Nya kita dari siksa api neraka) di 10 hari ke 3 selama menjalankan puasa wajib Bulan Ramadhan. Pada fase tersebut juga ada Lailatul Qodar, Lailatul Qodri Khoirun Min Alfi Sahr, Malam yang tak sebanding kebaikannya dibandingkan kebaikan Seribu Bulan.

Ketiga fase tersebut merupakan tangga bagi manusia yang beriman untuk kembali menemukan kondisi fitri atau fitrahnya. Penemuan kondisi fitrah inilah yang saya sebut sebagai kemenangan dan kemerdekaan hakiki manusia karena terbebas dan diampuninya segala dosa; “Barang siapa menjalankan ibadah Puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan (berpuasa karena Allah semata), maka Allah akan mengampuni dosa-dosa (yang dilakukan) hamba-Nya di masa lalu (Hadits). Ini janji Allah, dan Allah SWT tidak akan sesekali mengingkari janji-Nya.

Sebagai umat Islam, kita merayakan kemenangan dan kemerdekaan hakiki tersebut di Hari Raya Idul Fitri, hari di mana seharusnya kita (umat Islam) terbebas dari segala dosa, terlahir kembali ke dunia menjadi manusia yang bertaqwa. Pada hari Raya Idul Fitri tersebut, seharusnya dan idealnya, kita Menjadi Manusia Merdeka dalam konteks terbebasnya segala dosa.

Demikian sedikit ulasan.. semoga Allah menerima segala amal ibadah kita dan kita mampu meniti tangga-tangga selama bulan ramadhan ini yang mana marilah kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai kawah candradimuka yang akan menggodok hawa nafsu kita sehingga kita Menjadi Muttaqien Sejati dan Menjadi Manusia Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar